Sanae Takaichi, Politisi Jepang dan Pencinta Toyota Supra Legendaris

• Toyota

Sanae Takaichi, politisi konservatif, bakal menjadi perdana menteri perempuan pertama di Jepang.

Ini merupakan sejarah baru sejak Kaisar Tenji menciptakan posisi Daijo-daijin, semacam kepala pemerintahan, pada tahun 671.

Pada saat itu, belum pernah sekalipun ada perempuan menduduki kursi tersebut.

Perempuan kelahiran Nara ini baru saja terpilih sebagai Presiden Partai Liberal Demokratik (LDP), mengalahkan sejumlah kandidat kuat dan membalas kekalahannya pada putaran kedua pemilihan ketua partai tahun lalu.

Dukungan luas dari pemilih konservatif menjadi modal utamanya, menandai babak baru dalam perjalanan panjang karier politiknya.

Di luar panggung politik, Takaichi punya sisi personal yang menarik.

Sanae Takaichi, Calon PM Perempuan Pertama Jepang, Simpan Supra Langka Sejak 1991

Ia dikenal sebagai pencinta otomotif.

Sejak era 1990-an, mobil andalannya adalah Toyota Supra, ikon sportscar Jepang yang legendaris.

Pada masa awal kariernya, ia rutin menempuh perjalanan jauh antara Nara dan Tokyo menggunakan mobil barunya saat itu, Supra 2.5GT Twin Turbo Limited lansiran 1991 yang langsung mencuri perhatian.

Dalam wawancara dengan The Daily Shincho, dikutip dari Japanese Nostalgic Car, Senin (6/10/2025), Takaichi menceritakan bahwa sebelum memiliki Supra, ia lebih dulu mengendarai Celica XX bekas, pendahulu langsung Supra generasi A70 miliknya.

Bahkan sebelum Supra resmi meluncur, Takaichi sudah mengincarnya.

Ia bersabar menunggu warna yang benar-benar ia inginkan.

Sanae Takaichi, Calon PM Perempuan Pertama Jepang, Simpan Supra Langka Sejak 1991

“Saya bekerja, menabung, dan akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidup saya membeli mobil baru. Butuh waktu lama sampai saya berhasil mendapatkan Supra dengan warna Super White Pearl Mica," ujarnya.

Kecintaannya pada merek Toyota tak lepas dari pengaruh keluarga.

Ayahnya bekerja di perusahaan yang berafiliasi dengan Toyota, seperti dilaporkan The New York Times.

Untuk diketahui, Supra milik Takaichi bukan sembarang unit.

Ia memesan mobil tersebut dengan spesifikasi yang tergolong istimewa untuk pasar Jepang saat itu.

Mobil ini mengusung mesin 1JZ-GTE twin-turbo enam silinder bertenaga 280 PS (sekitar 276 hp), yang dikawinkan dengan transmisi otomatis 4-percepatan.

Sanae Takaichi, Calon PM Perempuan Pertama Jepang, Simpan Supra Langka Sejak 1991

Pada bagian interior, mobil ini mengusung material kulit berwarna burgundy, yang tergolong langka di Jepang.

Harga mobil ini saat baru mencapai sekitar 4,3 juta yen atau setara 32.000 dollar AS (Rp 475 jutaan) pada tahun 1991, jumlah yang besar untuk ukuran saat itu.

Bukan hanya sekadar untuk gaya, Takaichi benar-benar menggunakan mobil ini.

Ia mengemudikan Supra tersebut selama 22 tahun, bukti kedekatan emosionalnya dengan mobil sport legendaris itu.

Sebagai bukti kecintaan seorang penggemar otomotif, mobil tersebut masih mempertahankan berbagai aksesori khas enthusiast, mulai dari dua stiker TOM’s, antena diversity, sistem navigasi aftermarket Panasonic, ban Dunlop Le Mans 702, hingga lampu sein samping versi ekspor.

Detail yang jarang ditemui pada Supra pasar domestik Jepang.

Namun, seiring berjalannya waktu, cat mobil mulai memudar, beberapa bagian interior mengalami kerusakan akibat paparan cuaca, dan bahkan muncul sarang tawon di salah satu lampu depan, tanda bahwa sang legenda sempat lama “tertidur”.

Takaichi akhirnya memutuskan berhenti menggunakan Supra untuk aktivitas sehari-hari.

Penurunan penglihatan dan pandangan publik terhadap politisi yang memiliki mobil boros bahan bakar membuatnya memilih untuk menyimpan mobil itu.

Tapi tidak pernah terlintas oleh Takaichi untuk menjual mobil tersebut.

Supra dengan jarak tempuh 77.000 kilometer itu ia titipkan di sebuah bengkel lokal di Nara.

Hampir satu dekade lamanya mobil itu disimpan dengan rapi, dan Takaichi kerap menyempatkan diri untuk mengunjunginya.

Menariknya, saat ia mencalonkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu, Supra putih itu sempat diparkir di depan kantor kampanye di Nara.

Mobil tersebut sontak menarik perhatian publik bukan hanya karena kelangkaannya, tapi juga karena keunikan sosok pemiliknya.

Akhirnya, Toyota cabang Nara turun tangan.

Perusahaan yang mengelola jaringan diler Toyota di wilayah tersebut memutuskan untuk mengembalikan Supra Takaichi ke kondisi terbaiknya.

Mereka memiliki fasilitas restorasi khusus dan museum, serta pengalaman menangani berbagai mobil klasik Toyota seperti S30 Crown, Sports 800, Stout, KE10 Corolla, AW11 MR2, hingga Supra A70 berwarna merah.

Tim restorasi Takaichi terdiri dari 10 orang relawan, gabungan enam teknisi dan empat spesialis bodi dan cat dari berbagai fasilitas Toyota di Nara.

Proyek ini dinamai “ST Supra 80”, singkatan dari Sanae Takaichi dan bertepatan dengan peringatan 80 tahun Toyota Nara.

Proyek resmi dimulai pada 17 Februari lalu.

Proyek restorasi ini bukan hanya soal nostalgia pribadi, tapi juga bentuk apresiasi Toyota kepada komunitas pecinta mobil klasik, seperti yang pernah dilakukan Nissan saat merestorasi Y31 Cima milik aktor Kazue Itoh.

Restorasi Supra Takaichi ditargetkan rampung pada musim gugur tahun ini.

Jika kelak ia kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri dan berhasil memenangkan kursi tertinggi, maka Jepang bisa saja memiliki salah satu pemimpin negara paling “keren” di dunia otomotif, seorang politisi yang juga seorang pecinta mobil sejati.

Source: Sanae Takaichi, Politisi Jepang dan Pencinta Toyota Supra Legendaris