
Setelah sempat menghentikan program subsidi kendaraan listrik pada 2023, pemerintah Jerman akhirnya kembali membuka keran insentif pembelian mobil listrik. Keputusan ini diambil setelah penjualan kendaraan listrik di negara tersebut turun tajam selama dua tahun terakhir.
Langkah baru ini diumumkan langsung oleh Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar 3 miliar euro atau sekitar Rp56 triliun untuk mendukung pembelian mobil listrik mulai Januari 2026 hingga 2029.
Kebijakan ini menjadi angin segar bagi industri otomotif Eropa yang tengah terpukul oleh menurunnya permintaan domestik, kenaikan biaya produksi, serta tekanan dari mobil listrik asal China yang menawarkan harga jauh lebih murah.
Dalam skema baru tersebut, pembeli mobil listrik di Jerman akan mendapat insentif hingga 4.000 euro (sekitar Rp69 juta) untuk setiap pembelian mobil listrik baru dengan harga di bawah 45.000 euro (sekitar Rp780 juta). Batas harga ini jauh lebih rendah dibandingkan program sebelumnya yang masih berlaku hingga 2023, yakni 65.000 euro (Rp1,1 miliar).
Yang menarik, untuk pertama kalinya mobil listrik bekas juga akan masuk dalam daftar penerima subsidi. Langkah ini dianggap penting untuk memperluas jangkauan program, sekaligus mendorong pasar kendaraan listrik second yang selama ini belum berkembang di Eropa.
Namun, mobil plug-in hybrid tidak lagi mendapat subsidi, karena pemerintah ingin fokus penuh pada kendaraan nol emisi. Skema insentif ini juga akan diprioritaskan bagi pembeli dengan pendapatan tahunan di bawah 45.000 euro, agar masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah tetap bisa beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Sekretaris Jenderal Partai Sosial Demokrat, Tim Kluessendorf, menegaskan bahwa transisi menuju mobil listrik harus bisa dijangkau semua lapisan masyarakat. “Yang terpenting bagi saya adalah program subsidi ini harus menguntungkan industri otomotif Jerman dan Eropa. Masa depan otomotif adalah listrik — dan kami ingin masa depan itu dibuat di Jerman,” ujarnya, dikutip VIVA Otomotif dari Autonews, Minggu 19 Oktober 2025.
Pernyataan tersebut menimbulkan spekulasi bahwa insentif hanya akan diberikan untuk mobil listrik produksi Eropa, meski hingga kini belum ada konfirmasi resmi.
Sebelumnya, program subsidi EV Jerman yang berjalan antara 2016 hingga 2023 telah menyalurkan lebih dari 10 miliar euro (sekitar Rp195 triliun) kepada pembeli. Namun karena keterbatasan anggaran dan lonjakan permintaan, program itu akhirnya dihentikan.
Kini, dengan penjualan EV yang kembali anjlok, pemerintah Jerman berupaya menghidupkan lagi gairah pasar listrik — sambil memastikan industri otomotif dalam negerinya tidak tertinggal dalam perlombaan global menuju era kendaraan tanpa emisi.
Source: Penjualan Turun Drastis, Pemerintah Jerman Buka Lagi Insentif Mobil Listrik