02/10/2025 · 6 jam yang lalu

Pedro Acosta Akui Bingung dengan Penurunan Ban Ekstrem di MotoGP Jepang

Pembalap MotoGP, Pedro Acosta
Pembalap MotoGP, Pedro Acosta

 Pembalap muda asal Spanyol, Pedro Acosta, mengalami akhir pekan yang sulit di MotoGP Jepang 2025. Rider KTM Factory Racing itu mengaku tidak mengerti mengapa ban motornya mengalami penurunan performa (tyre drop) yang begitu drastis, meski ia merasa sudah mengelola kondisi ban dengan baik sepanjang balapan.

Balapan di Twin Ring Motegi menjadi salah satu yang paling ditunggu, mengingat Acosta tampil kompetitif di sirkuit tersebut pada musim sebelumnya.

Pembalap MotoGP, Pedro Acosta

Pembalap MotoGP, Pedro Acosta

Namun tahun ini, skenario berbeda terjadi. Alih-alih finis di zona poin, Acosta justru melemah tajam setelah pertengahan balapan dan kehilangan ritme secara signifikan.

Data Menunjukkan Manajemen Ban Sudah Baik

Dalam wawancara pasca balapan, Acosta menyampaikan kebingungannya terhadap data yang ditunjukkan oleh tim. Menurut catatan, ia tidak terlalu memforsir ban, bahkan melakukan manajemen yang lebih hati-hati dibanding seri sebelumnya.

“Data memperlihatkan bahwa saya sudah mengelola ban dengan baik, tapi hasil di lintasan justru berbeda. Rasanya seperti ban hilang performa begitu cepat tanpa alasan jelas,” ujar Acosta, dikutip VIVA dari Crash Kamis, 2 Oktober 2025.

Kondisi ini membuat Acosta frustrasi karena ia merasa sudah menjalankan instruksi tim dengan benar. Sayangnya, degradasi ban tetap terjadi lebih cepat dari perkiraan.

Kecepatan Balapan yang Lebih Tinggi

Acosta juga menyoroti fakta bahwa kecepatan MotoGP Jepang 2025 meningkat drastis dibanding tahun lalu. Francesco “Pecco” Bagnaia bahkan mencatatkan waktu balapan tercepat sepanjang sejarah di Motegi, sebuah bukti bahwa ritme balapan semakin kompetitif.

“Pertama-tama ini. Saya membuat awal yang baik, saya mencoba melewatinya di Tikungan 1, saya melewatinya di Tikungan 3, saya mencoba melewatinya di Tikungan 5, dan suatu saat tiba di mana saya berkata 'oke, saya tidak bisa melewati orang ini, saya mencoba untuk tetap di sini,” kata Acosta.

Balapan sengit sejak lap awal memaksa pembalap muda itu terus berada di mode agresif, yang mungkin turut mempercepat habisnya performa ban meski ia sendiri merasa sudah cukup hati-hati.

Masalah yang Muncul Sejak Sprint

Acosta juga mengungkapkan bahwa tanda-tanda masalah ban sebenarnya sudah ia rasakan sejak Sprint Race. Namun, saat balapan penuh hari Minggu, kondisi menjadi lebih parah. Pada titik tertentu, ia hanya bisa bertahan tanpa mampu lagi melakukan serangan ke depan.

“Di Sprint memang sudah terasa sulit, tapi pada balapan utama, ban seakan habis lebih cepat. Saya coba bertahan, tapi sulit menjaga kecepatan,” jelasnya.

Dua Kali Berturut-Turut Tidak Finis

Hasil buruk di Jepang melengkapi catatan negatif Acosta dalam dua balapan terakhir. Sebelumnya, ia gagal finis di San Marino akibat masalah teknis pada rantai motor. Kini, meski motornya tidak bermasalah secara mekanis, ban menjadi faktor yang merusak peluangnya.

Bagi Acosta, ini tentu mengecewakan, karena ia masih beradaptasi dengan kerasnya kelas premier MotoGP. Namun, ia menegaskan bahwa potensi motor KTM masih ada, dan tim hanya perlu memahami permasalahan lebih dalam.

Fokus ke MotoGP Mandalika

Sirkuit Mandalika

Sirkuit Mandalika

Kini, perhatian Acosta beralih ke MotoGP Indonesia di Mandalika. Ia berharap KTM dapat menemukan solusi terhadap masalah degradasi ban yang parah ini. Balapan berikutnya sangat penting baginya untuk kembali menunjukkan konsistensi dan mengembalikan rasa percaya diri.

Kasus Pedro Acosta di MotoGP Jepang menyoroti betapa pentingnya manajemen ban dalam balapan modern. Meski data menunjukkan ia tidak terlalu agresif, realita di lintasan berkata lain. Dengan dua hasil buruk berturut-turut, balapan di Mandalika akan menjadi ujian penting bagi pembalap muda ini untuk bangkit dan kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu talenta terbesar di MotoGP.

Postingan Terkait

Categories

Tags

© TopCarNews Network. All Rights Reserved. Designed by TopCarNews