Mengemudi di Malam Hari: Aturan dan Tips Keselamatan

Mengemudi di malam hari memiliki tantangan tersendiri yang tidak bisa disepelekan.
Minimnya pencahayaan, risiko kelelahan, hingga silau dari lampu kendaraan lain membuat risiko kecelakaan meningkat dibandingkan saat siang hari.
Karena itu, pengemudi perlu memahami sejumlah aspek penting agar tetap aman dan nyaman selama perjalanan malam.
Menurut Marcell Kurniawan, Training Director dari Real Driving Centre (RDC), ada beberapa hal teknis dan non-teknis yang wajib diperhatikan oleh pengemudi sebelum dan selama mengemudi di malam hari.
"Pertama yang harus diperhatikan adalah kondisi fisik pengemudi. Jangan paksakan berkendara jika tubuh lelah atau mengantuk, apalagi di waktu-waktu kritis seperti dini hari saat tubuh secara alami memasuki fase tidur," kata Marcell kepada Kompas.com, Jumat (11/7/2025).

Marcell juga mengingatkan pentingnya menjaga jarak aman yang lebih panjang dibandingkan saat siang hari.
Headlamp Bi-LED dari Autovision.
Jika biasanya cukup dua hingga tiga detik, maka malam hari disarankan menjadi empat detik guna memberi ruang reaksi yang lebih luas.
Selain itu, kecepatan kendaraan juga perlu dikurangi sekitar 20 persen dari batas maksimum karena keterbatasan visibilitas.
Dari sisi teknis kendaraan, pengemudi harus memastikan seluruh sistem pencahayaan mobil berfungsi dengan baik, termasuk lampu utama, sein, lampu rem, dan lampu kabut jika tersedia.
"Lampu bukan hanya penerang, tapi alat komunikasi. Kalau tidak berfungsi, bisa bikin salah paham antar pengguna jalan," ujar Marcell.
Ia menambahkan, bila perlu, gunakan kacamata anti silau untuk meminimalkan efek cahaya menyilaukan dari kendaraan lain.
“Spion tengah juga bisa diatur ke mode malam untuk menghindari pantulan silau dari lampu mobil di belakang,” katanya.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Marcell berharap para pengemudi lebih waspada dan tidak menganggap remeh tantangan berkendara di malam hari.
Kedisiplinan dan kewaspadaan ekstra menjadi kunci untuk tetap aman sampai tujuan.