MotoGP Tegas Tak Ada Rencana Menambah Kalender Lebih dari 22 Balapan!

MotoGP memastikan tidak memiliki rencana untuk memperluas kalender balapan di atas 22 seri per musim. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Carlos Ezpeleta, Direktur Olahraga Dorna Sports, selaku penyelenggara resmi MotoGP.
Menurutnya, tujuan utama MotoGP bukan memperbanyak jumlah seri, melainkan menjaga kualitas dan keberlanjutan kompetisi agar tetap ideal bagi tim, pembalap, dan kru.

MotoGP Spanyol 2025
Sejak beberapa tahun terakhir, jumlah seri MotoGP meningkat dari 18 menjadi 22 balapan per musim. Kenaikan ini membuat ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut menjadi salah satu kejuaraan dengan jadwal terpadat. Namun, Ezpeleta menegaskan bahwa batas 22 seri adalah angka maksimal yang tidak akan dilewati.
“Kami tidak memiliki visi sama sekali untuk memperluas kalender melebihi 22 balapan,” ujar Ezpeleta dikutip VIVA dari Crash Minggu, 5 Oktober 2025.
“Kami ingin memastikan keseimbangan antara tantangan olahraga, beban logistik, dan kesejahteraan tim maupun pembalap,” tambahnya.
Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Ezpeleta menjelaskan bahwa kalender yang terlalu panjang justru berpotensi mengurangi kualitas kompetisi. Dengan adanya format Sprint Race sejak 2023, beban pembalap kini meningkat signifikan karena harus menjalani dua balapan dalam satu akhir pekan. Dalam satu musim penuh, seorang pembalap MotoGP kini bisa menjalani lebih dari 40 start.
Hal tersebut tentu berdampak pada fisik dan mental pembalap, termasuk kesiapan teknis tim. Selain itu, jadwal yang padat menuntut sumber daya manusia dan finansial lebih besar dari setiap tim yang berkompetisi.
Moto2 dan Moto3 Tetap Jadi Bagian Utuh dari Kalender

Balapan Moto3 Catalunya 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Ezpeleta juga membantah rumor bahwa kelas Moto2 dan Moto3 akan dikurangi kehadirannya di beberapa seri di luar Eropa untuk alasan logistik. Menurutnya, Dorna Sports tetap berkomitmen agar seluruh kelas kejuaraan dunia Moto3, Moto2, dan MotoGP tampil dalam kalender yang sama di setiap negara.
“Kami tidak memiliki niat menghilangkan Moto2 atau Moto3 dari seri tertentu. Semua tim menyatakan kesiapan mereka untuk tampil di seluruh balapan,” tegasnya.
Tantangan Fasilitas dan Ruang Paddock
Ezpeleta mengakui, beberapa sirkuit masih menghadapi kendala ruang di area paddock. Hal ini menyebabkan sebagian tim Moto2 dan Moto3 harus ditempatkan di tenda atau area tambahan, bukan di garasi utama seperti tim MotoGP. Ke depan, pihak Dorna berencana menata ulang infrastruktur agar semua tim mendapat fasilitas yang adil dan memadai.
Keberlanjutan dan Efisiensi Menjadi Prioritas
Keputusan untuk mempertahankan kalender 22 seri bukan tanpa alasan. Selain pertimbangan logistik, Dorna Sports juga ingin menjaga keberlanjutan dan efisiensi biaya operasional, terutama bagi tim independen yang memiliki anggaran lebih terbatas. Dengan jadwal yang tetap padat, namun tidak berlebihan, MotoGP dapat memastikan seluruh tim memiliki kesempatan bersaing tanpa tekanan finansial berlebihan.
Selain itu, pembatasan jumlah seri juga mempertimbangkan faktor lingkungan. Perjalanan lintas benua secara terus-menerus akan meningkatkan jejak karbon. Dorna sendiri tengah mengembangkan berbagai inisiatif ramah lingkungan, termasuk penggunaan bahan bakar berkelanjutan dan efisiensi transportasi antar sirkuit.
Dengan menegaskan bahwa jumlah balapan maksimal tetap di angka 22, MotoGP menunjukkan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara intensitas olahraga, keberlanjutan ekonomi, dan kesejahteraan pembalap.

Johann Zarco di Sprint Race MotoGP Argentina
Fokus utama kini bukan lagi menambah kuantitas seri, melainkan meningkatkan pengalaman kompetisi dan efisiensi penyelenggaraan.
Keputusan ini juga memastikan MotoGP tetap menjadi ajang yang kompetitif, spektakuler, dan profesional, tanpa kehilangan esensi sportivitas serta nilai kemanusiaan di balik kecepatan.
Source: MotoGP Tegas Tak Ada Rencana Menambah Kalender Lebih dari 22 Balapan!