Kontroversi Mesin MotoGP Mendatang, Benarkah Akan Jadi Beban Finansial?

Rencana perubahan besar dalam regulasi MotoGP yang akan berlaku mulai musim 2027 menuai kritik tajam dari salah satu insinyur tim Aprilia, Marco De Luca. Menurutnya, kebijakan baru yang mencakup pengurangan kapasitas mesin hingga 850cc serta sejumlah revisi teknis lain justru berpotensi menimbulkan masalah besar dari sisi finansial.
Ia bahkan menyebut biaya pengembangan mesin baru itu sebagai bentuk “bunuh diri” bagi tim-tim MotoGP.

Motor Tim Prima Pramac Racing di MotoGP 2024
“Dari segi biaya, latihan mesin ini merupakan bunuh diri, menurut saya, karena kita perlu, menurut pendapat pribadi saya, seseorang dapat mencapai hasil yang sama dengan cara yang jauh lebih sederhana,” ujar Marco De Luca, dikutip VIVA dariii Crash Minggu, 21 September 2025.
Mulai 2027, motor MotoGP akan menggunakan mesin berkapasitas 850cc, turun dari mesin 1000cc yang saat ini dipakai. Langkah ini diambil sebagai upaya menekan kecepatan motor yang dinilai semakin berbahaya, sekaligus menciptakan persaingan yang lebih seimbang antar tim.
Selain perubahan kapasitas mesin, regulasi baru juga mencakup:
- Penghapusan perangkat ride height (alat pengatur ketinggian motor saat start dan akselerasi).
- Pembatasan aerodinamika untuk mengurangi tingkat kompleksitas serta biaya pengembangan.
- Perubahan pemasok ban dari Michelin ke Pirelli mulai musim 2027.
Secara resmi, tujuan dari regulasi baru ini adalah mengutamakan keselamatan pebalap sekaligus menekan biaya jangka panjang. Namun, sejumlah pihak di balik layar justru menilai sebaliknya.
Kritik Marco De Luca
Marco De Luca menyebut bahwa transisi ke mesin baru akan sangat memberatkan, terutama pada tahap pengembangan awal. Menurutnya, hampir seluruh motor harus didesain ulang, karena mesin dengan spesifikasi baru tidak dapat sekadar “dipasang” ke sasis lama.
"Ini akan jadi pertandingan yang sulit. Jadi, kami sedang mengerjakannya dari awal, seperti yang lain duga, tapi terlepas dari beberapa hal yang bisa dibawa, ini motor yang benar-benar baru,” ujar De Luca.
Ia menambahkan bahwa ada biaya awal pengembangan akan sangat besar. Bahkan lebih mahal dibanding investasi untuk mesin 1000cc saat ini. Tidak semua tim memiliki sumber daya yang sama. Tim besar mungkin sanggup, tetapi tim kecil bisa kesulitan untuk sekadar mengikuti standar regulasi.
Risiko teknis sangat tinggi. Perubahan radikal berpotensi menimbulkan masalah baru, mulai dari kestabilan handling hingga suhu mesin yang sulit dikendalikan. De Luca menilai bahwa tujuan regulasi sebetulnya bisa dicapai dengan cara yang lebih sederhana, misalnya dengan mengganti ban atau melakukan pembatasan teknis bertahap.
Upaya Mengendalikan Biaya
Untuk mencegah biaya membengkak terlalu jauh, Dorna dan FIM telah menyiapkan beberapa aturan tambahan, di antaranya:
- Larangan uji coba di lintasan (on-track testing) untuk mesin baru sebelum 2026.
- Pembatasan pengembangan mesin saat ini, hanya Honda dan Yamaha yang diizinkan melakukan modifikasi lebih luas karena masih tertinggal dalam performa.
- Batas jumlah mesin yang boleh dipakai dalam semusim tetap berlaku ketat, untuk mencegah eksplorasi berlebihan.
Meski demikian, menurut De Luca, langkah-langkah itu tidak cukup untuk menekan beban biaya awal yang sangat besar ketika mesin 850cc mulai dirancang.
Dampak untuk Persaingan MotoGP
Ada kekhawatiran bahwa regulasi baru justru akan memperlebar kesenjangan antara tim besar dan kecil. Tim seperti Ducati atau KTM, dengan dukungan finansial kuat, bisa beradaptasi lebih cepat. Sebaliknya, tim satelit atau pabrikan dengan dana terbatas mungkin akan kesulitan menyesuaikan diri, bahkan terancam tertinggal dalam hal performa.
Selain itu, walau tujuan regulasi adalah menurunkan kecepatan dan meningkatkan keselamatan, belum ada jaminan bahwa semua target itu akan tercapai. Perubahan besar bisa menghadirkan konsekuensi tak terduga, seperti masalah baru pada aerodinamika atau daya tahan mesin.

detail of Alex Rins motorcycle with Batik patterned in MotoGP 2023
Perubahan regulasi MotoGP 2027 membawa ambisi besar: menekan kecepatan, meningkatkan keselamatan, dan menciptakan persaingan yang lebih adil. Namun, menurut insinyur Aprilia Marco De Luca, implementasi kebijakan ini justru berisiko menciptakan beban finansial yang sangat berat bagi tim.
Dengan kata lain, niat baik yang diusung bisa berbalik menjadi masalah baru, terutama bagi tim dengan anggaran terbatas. Kritik tajam ini menjadi peringatan bahwa regulasi baru mungkin memerlukan peninjauan ulang atau setidaknya strategi transisi yang lebih realistis.