Curhat Konsumen Suzuki Jimny: Biaya Perawatan hingga Harga Jual

• Suzuki 

JAKARTA, KOMPAS.com – Suzuki Jimny selalu memiliki tempat khusus di hati para penggemarnya.

Desain boxy yang ikonik menjadikan mobil ini bukan hanya menarik perhatian, tetapi juga terbukti tangguh untuk berbagai kebutuhan.

Salah satu pemilik yang merasakan keunggulan Jimny adalah Timo, seorang pehobi fotografi dan berburu.

Suzuki Jimny milik Timo, pehobi fotografi dan berburu lansiran 2022.

Timo mengandalkan Jimny tiga pintu lansiran 2022 dengan kode JB74 yang kini telah menempuh jarak 35.000-an kilometer.

Timo menjelaskan, "Jimny menjadi teman setia untuk penggunaan campuran, baik di dalam kota maupun luar kota. Karakternya yang kompak membuat mobil ini terasa praktis, namun tetap tangguh saat harus melintasi medan menantang."

Ia juga menambahkan bahwa ada beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh mobil ini, seperti sistem penggerak 4x4, dimensi yang kecil sehingga mudah mencari tempat parkir, dan biaya perawatan yang lebih terjangkau dibandingkan dengan Innova Reborn diesel.

Tantangan Pemilik

Buat pemilik, setiap produk pasti memiliki kekurangan, dan Jimny tidak terkecuali.

Timo mengaku telah mengalami dua kali masalah recall untuk memperbaiki kabel bodi pintu kanan. "Sudah dua kali recall kabel bodi pintu kanan, aksesori mahal, pajaknya juga mahal," jelas Timo.

Meski demikian, ia tetap menganggarkan dana sekitar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta per tahun untuk perawatan.

Dias Cakra, konsumen Jimny tipe 3 Door yang sudah hampir enam tahun memakai Jimny sejak 2019.

Menurutnya, nilai yang ditawarkan Jimny sebanding dengan kualitas yang didapatkan.

Pengalaman Lain 

Hal serupa diungkapkan oleh Dias Cakra, pemilik Jimny tipe 3 Door yang diluncurkan pada 2019.

Setelah hampir enam tahun menggunakan mobil legendaris ini dengan odometer baru mencapai 12.000 kilometer, Dias lebih sering menggunakan Jimny untuk berkendara dalam kota, meskipun sesekali ia melakukan perjalanan ke luar kota seperti ke Bandung atau melakukan off-road ringan di Pagedangan, Banten, dan Desa Pelangi, Bogor.

"Mobilnya kompak, konsumsi BBM relatif irit, menyenangkan. Jimny juga punya nilai historis sejak 1979, diawali Jimny jangkrik. Untuk tanjakan sangat kuat dan bertenaga, apalagi dengan 4x4 low gear ratio," ungkap Dias.

Kekurangan 

Namun, Dias juga memperhatikan beberapa kekurangan, terutama terkait dengan ruang kabin yang sempit.

Baris kedua terasa kurang lega, dan saat melaju di jalan tol, mobil ini terkadang terasa kurang bertenaga.

Dari sisi perawatan, ia menyatakan bahwa biaya perawatan Jimny tidak jauh berbeda dengan yang dialami Timo. "Biayanya relatif murah, sekitar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Biasanya ganti oli, servis rem, tune up, dan spooring-balancing tiap 5.000 kilometer atau enam bulan sekali," jelas Dias.

Nilai Jual Stabil

Mengenai harga jual, Dias menilai bahwa Jimny memiliki nilai yang bertahan.

Ia membeli Jimny pada 2019 dengan harga Rp 330 juta, dan kini harga jualnya masih berada di kisaran Rp 300 jutaan. "Mobil ini worth to buy, enggak rugi," tegas Dias.

Suzuki Jimny, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tetap menjadi pilihan menarik bagi pecinta mobil yang menginginkan kendaraan yang versatile, praktis, dan tangguh.