Biaya Pasang Home Charging Mobil Listrik PLN: Masih Diskon 50 Persen

PT PLN (Persero) mencatat minat masyarakat terhadap fasilitas Home Charging Services (HCS) mengalami peningkatan seiring bertambahnya pengguna kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.

Pada semester I 2025, jumlah pelanggan HCS mencapai 20.053, melonjak 239 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 8.358 pelanggan.

Dalam keterangannya, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan pertumbuhan ini mencerminkan semakin banyak masyarakat yang mulai mengandalkan pengisian daya mobil listrik di rumah. “Peningkatan signifikan pelanggan layanan HCS memperlihatkan antusiasme masyarakat dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Ini juga menunjukkan bahwa infrastruktur pendukung kendaraan listrik semakin siap melayani,” ujar Darmawan, dikutip Rabu (10/9/2025).

Layanan PLN Home Charging Services (HCS) Ultima

Untuk mendukung adopsi mobil listrik, PLN menghadirkan program HSC 2.0 dengan diskon 50 persen biaya penyambungan, baik untuk pasang baru maupun tambah daya. Begini rinciannya:

• Tambah daya 1 fasa dari 1.300 VA ke 7.700 VA: dari Rp 6.201.600 menjadi Rp 3.100.800.
• Tambah daya 3 fasa dari 6.600 VA ke 16.500 VA: dari Rp 9.593.100 menjadi Rp 4.796.550.
• Pasang baru 1 fasa daya 7.700 VA: dari Rp 7.461.300 menjadi Rp 3.730.650.
• Pasang baru 3 fasa daya 13.200 VA: dari Rp 12.790.800 menjadi Rp 6.395.400.

Diva, pengguna MG4 EV

Selain itu, PLN juga memberikan diskon tarif 30 persen untuk pengisian daya kendaraan listrik pada pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB.

Promo ini berlaku mulai 1 Juli 2025 hingga 30 Juni 2026 mendatang. “Tren penggunaan kendaraan listrik yang terus meningkat menjadikan layanan HCS sangat strategis. Kami berkomitmen memperluas akses dan kualitas layanan agar semakin banyak masyarakat bisa merasakan kemudahan beralih ke kendaraan listrik,” kata Darmawan.

Sebelumnya, salah satu pengguna mobil listrik, Diva, mengaku kehadiran diskon pengisian daya mobil listrik dari PLN memberikan dampak signifikan.

Sebab, dirinya rata-rata hanya menghabiskan sekitar Rp 500.000 per bulan untuk kebutuhan charging di rumah. “Token listriknya terpisah dari listrik rumah, jadi lebih gampang pantau biayanya. Kalau sebulan saya isi token sekitar Rp 500.000 untuk wall charging,” ungkapnya.

“Kalau untuk charging, biasanya malam saya colok karena ada diskon PLN sebesar 30 persen (pukul 22.00 WIB sampai 05.00 WIB), paginya sudah penuh lagi. Jadi enggak pernah ada masalah untuk dipakai kerja sehari-hari," lanjut Diva.