Jangan Pakai Ban Serep Terlalu Lama, Bisa Merusak Suspensi

Ban serep memang menjadi penyelamat ketika ban utama mengalami kerusakan di tengah perjalanan.
Namun, penggunaan ban serep terlalu lama ternyata dapat menimbulkan risiko baru bagi pengemudi dan kendaraan.
Menurut Fachrul Rozi, Product Marketing Manager Michelin Indonesia, ban serep, terutama jenis space saver atau donut, dirancang hanya untuk pemakaian sementara.
“Ban serep bukan untuk digunakan harian. Jika dipakai terlalu lama, komponen kaki-kaki seperti suspensi dan kemudi bisa cepat rusak, bahkan meningkatkan risiko kecelakaan,” kata Rozi kepada Kompas.com, Selasa (16/9/2025).
Rozi menjelaskan, ban serep umumnya memiliki ukuran dan konstruksi berbeda dengan ban utama.
Ada beberapa alasan ukuran ban serep lebih kecil dari ban utama.
Hal ini membuat distribusi beban kendaraan tidak seimbang jika digunakan terlalu lama. Selain itu, traksi dan daya cengkeram ban serep juga lebih rendah sehingga kurang aman pada kecepatan tinggi.
Ia menyarankan pengemudi segera mengganti ban serep dengan ban utama yang sesuai spesifikasi setelah menemukan bengkel terdekat.
“Idealnya, ban serep hanya digunakan untuk menempuh jarak 50–80 kilometer dengan kecepatan maksimal 80 km/jam,” ujarnya.
Selain itu, Rozi mengingatkan pentingnya memeriksa tekanan angin ban serep secara berkala. Banyak pengemudi baru sadar ban serep mereka kempis ketika situasi darurat terjadi.
“Ban serep yang kempis membuat proses darurat semakin berisiko. Pastikan dicek minimal sebulan sekali,” ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.