Mobil Bisa Hanyut, Jangan Nekat Terobos Banjir

JAKARTA, KOMPAS.com – Hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah di Indonesia baru-baru ini membuat situasi mengemudi menjadi semakin berisiko.
Salah satu kondisi yang paling perlu diwaspadai adalah saat melintasi jalan tergenang air atau banjir.
Ketika menghadapi kondisi ini, pengemudi harus lebih waspada dan memahami risiko yang ada.
Kenapa Melintasi Banjir Berbahaya?
Ilustrasi mobil terendam banjir.
Melintasi banjir dengan ketinggian air yang melebihi setengah ban sebaiknya dihindari, terutama bagi kendaraan yang tidak dirancang untuk kondisi off-road.
Kendaraan berisiko terseret arus atau mengalami kerusakan mesin yang dapat berakibat fatal.
Sebagai contoh, sebuah insiden tragis terjadi di Jalan Utama Pasar Pengosari, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
Mobil yang dikemudikan oleh pasangan suami-istri terseret derasnya arus banjir.
Akibatnya, keduanya kehilangan nyawa.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terpaksa Melintasi Banjir?
Menghadapi situasi banjir yang tidak terhindarkan, pengemudi perlu berhati-hati dan tidak memaksakan diri.
Banyak pengemudi yang salah perhitungan ketika masuk ke dalam genangan air.
Jika terjebak dan hanyut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera evakuasi diri dari dalam kendaraan.
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center, memberikan beberapa saran penting.
Jika harus melintasi banjir, pastikan untuk tidak menjadi kendaraan pertama.
Mengamati kendaraan lain yang melintas dapat memberikan informasi penting tentang ketinggian air, derasnya arus, serta kontur jalan. "Kalau kendaraan lain bisa melintas, maka kita pun bisa, dengan catatan jenis dan dimensi mobil kurang lebih sama," ungkap Marcell.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Ambon menyebabkan terjadi banjir di Jalan Ir M Putuhena Kecamatan Teluk Ambon, Sabtu (16/8/2025)
Ketinggian Air Berapa yang Aman untuk Dilintasi?
Selain memperhatikan arus, ketinggian air juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Batas aman untuk melintasi genangan adalah air tidak lebih dari setengah ban.
Jika air sampai masuk ke saluran udara mesin, risiko water hammer dapat terjadi, yang berpotensi merusak mesin secara serius.
Marcell mengingatkan bahwa opsi paling aman adalah tidak melintasi banjir sama sekali. "Lebih baik putar haluan," tambahnya.
Keputusan untuk tidak melintasi jalur yang tergenang air dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan pada kendaraan.
Dengan mengikuti panduan ini, pengemudi dapat menjaga keselamatan diri dan penumpang, serta meminimalkan risiko kerusakan pada kendaraan saat menghadapi situasi banjir.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.