Masalah Teknis Merusak Sprint Race Brad Binder di MotoGP Misano

Akhir pekan MotoGP di Sirkuit Misano seharusnya menjadi kesempatan emas bagi Brad Binder untuk menegaskan konsistensinya bersama Red Bull KTM Factory Racing.
Namun, harapan itu sirna ketika sebuah insiden tak terduga di sesi latihan bebas kedua (FP2) menjadi akar masalah yang menghantam performanya di Sprint Race. Sebuah kejadian sederhana rantai motor yang terlepas ternyata membawa dampak besar dan berujung pada kegagalan total dalam balapan singkat di San Marino.

Pembalap Red Bull KTM, Brad Binder
Kualifikasi Sulit, Start dari Belakang
Sejak awal, akhir pekan Binder di Misano sudah berjalan tidak mulus. Dalam sesi kualifikasi, ia kesulitan menemukan ritme terbaik. Motor KTM RC16 miliknya menunjukkan inkonsistensi performa, terutama dalam hal kestabilan saat pengereman. Alhasil, ia gagal menembus barisan depan dan harus puas memulai Sprint dari posisi ke-15.
Bagi pembalap seagresif Binder, start dari posisi tengah adalah tantangan besar. Ia harus bertarung di tengah kepadatan lintasan sejak tikungan pertama, dengan risiko kontak yang lebih tinggi. Namun, masalah terbesar justru datang bukan dari lawan, melainkan dari kendala teknis yang terbawa sejak FP2.
Sprint Race: Harapan yang Pupus di Tengah Jalan
Saat lampu start padam, Binder mencoba tampil maksimal. Namun, sejak beberapa lap awal, ia merasakan sesuatu yang tidak normal pada sistem engine braking atau rem mesin motornya.
Rem mesin adalah komponen vital dalam balapan MotoGP modern. Fungsinya membantu memperlambat motor ketika pembalap menutup gas, sehingga beban pengereman tidak sepenuhnya ditanggung rem cakram. Jika sistem ini terganggu, motor bisa kehilangan stabilitas, terutama saat memasuki tikungan cepat.
Binder menggambarkan kondisinya sebagai berikut: pada beberapa tikungan, rem mesin terasa terlalu agresif sehingga roda belakang nyaris terkunci; di momen lain, justru terasa hilang sama sekali. Akibatnya, KTM miliknya sering “sideways” tergelincir ke samping saat memasuki tikungan.
Meski mencoba bertahan, situasi semakin parah. Binder mengatakan bahwa ia harus “mengendarai motor seperti rodeo” hanya untuk tetap di lintasan. Hingga akhirnya, pada lap kesembilan, sistem benar-benar gagal. Dengan motor yang tidak lagi bisa dikendalikan dengan aman, Binder terpaksa menghentikan laju dan keluar dari balapan.
Ia mengatakan bahwa ia telah berjuang melawan suatu masalah sepanjang akhir pekan dengan pengereman mesin RC16 miliknya yang tidak bekerja dengan benar pada salah satu motornya, dan masalah tersebut semakin parah selama sprint sebelum ia pensiun.
Namun fakta bahwa ia dapat menggunakan mesin baru untuk Grand Prix San Marino hari Minggu adalah sesuatu yang ia pandang positif.
"Yah, tidak banyak yang bisa dikatakan," ujarnya, dikutip VIVA dari Crash Minggu, 14 September 2025.
“Sayangnya saat balapan kami mengalami masalah teknis dan motornya berhenti,” tambahnya.
Akar Masalah: Insiden FP2 yang Seolah Sepele
Setelah balapan, penyelidikan tim menemukan bahwa masalah tersebut berawal dari insiden pada FP2. Saat sesi latihan, rantai motor Binder tiba-tiba terlepas. Insiden ini tidak hanya membuatnya kehilangan waktu di lintasan, tetapi juga menyebabkan kerusakan serius pada swingarm, komponen penting yang menopang roda belakang.
Swingarm berperan besar dalam kestabilan, traksi, dan distribusi tenaga. Ketika bagian ini rusak, dampaknya bisa menjalar ke berbagai sistem lain, termasuk engine braking. Motor yang seharusnya menjadi pilihan utama Binder di akhir pekan itu akhirnya tidak bisa digunakan.
Dengan satu motor utama terpaksa dikesampingkan, Binder hanya bisa mengandalkan motor cadangan. Sayangnya, motor tersebut belum disetel sempurna dan memiliki karakteristik berbeda, terutama dalam sistem pengereman mesin. Pergantian ini membuat Binder kesulitan menjaga konsistensi performa sepanjang akhir pekan.
Perspektif Binder: Dari Frustrasi ke Harapan Baru
Binder tak menutupi rasa frustrasinya. Ia menilai bahwa tanpa masalah FP2, ia punya peluang lebih baik untuk bersaing di Sprint. Meski demikian, ia mencoba mengambil sisi positif dari situasi ini. Dengan mundurnya motor di Sprint, tim bisa melakukan pergantian mesin baru yang lebih segar untuk balapan utama pada Minggu.

Pembalap Red Bull KTM, Brad Binder.
Kejadian ini menjadi pengingat betapa krusialnya detail dalam dunia MotoGP. Sebuah insiden kecil, seperti rantai yang melompat di sesi latihan, bisa merusak keseluruhan strategi akhir pekan. Bagi Brad Binder, Sprint Race di Misano adalah pelajaran pahit tentang bagaimana faktor teknis dapat meniadakan kerja keras seorang pembalap.
Kini, sorotan beralih ke balapan utama San Marino. Dengan mesin baru dan semangat untuk bangkit, Binder berharap bisa menebus kegagalan sprint, sekaligus membuktikan bahwa dirinya dan KTM masih mampu menjadi ancaman nyata di papan atas MotoGP.