Kemitraan China Dinilai Penting untuk Kembangkan Industri EV Nasional
Sekertaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyampaikan bahwa menjalin kemitraan dengan negara-negara yang berpengalaman dalam pengembangan kendaraan listrik sangatlah penting.
Pasalnya, hal itu dapat memperluas industri yang terkait dengan rantai pasok EV. Bukan hanya pada kemampuan hilirisasi di Tanah Air, tetapi juga membuka lapangan kerja baru serta mendorong alih pengetahuan.
“China dikenal dengan industri komponen EV-nya yang kuat. Kami mendorong perusahaan-perusahaan lokal untuk belajar dari mitra-mitra di China," katanya dalam pernyataan tertulis dikutip Sabtu (5/7/2025).
Ilustrasi mobil listrik.
"Target akhir kami adalah mengembangkan merek-merek otomotif Indonesia sendiri, pabrik-pabrik lokal, dan kemampuan teknis lokal. Namun pada tahap ini, mitra internasional masih sangat penting," lanjut Kukuh.
perusahaan asal China juga dinilai memegang peran strategis dalam menghadirkan teknologi, modal, sekaligus membuka akses pasar global ke Indonesia.
Hal ini terlihat dari peran produsen mobil SAIC-GM-Wuling (SGMW) yang menjadi produsen mobil China pertama yang berinvestasi dan membangun pabrik di Indonesia.
Berdasarkan catatan, SGMW telah membantu 17 perusahaan China dalam rantai pasok otomotif untuk masuk ke pasar Indonesia, sekaligus mengembangkan lebih dari 100 pemasok lokal dalam tujuh tahun terakhir.
Pabrik mobil Chery Intelligent Connected Mega Factory, di Wuhu, China.
Selain itu, kontribusi produsen mobil China juga tampak pada pengembangan sektor EV nasional.
Pada November lalu, Institut Keahlian Modern Kendaraan Energi Baru China-Indonesia (China-Indonesia Institute of Modern Craftsmanship of New Energy Vehicle) resmi dibuka di Indonesia.
Fasilitas pelatihan tersebut dibentuk melalui kerja sama antara Sekolah Tinggi Kejuruan Kota Liuzhou, Institut Pelatihan Industri Anand Indonesia, serta anak usaha SGMW di Indonesia.
