Truk CBU China Dinilai Ganggu Pasar, Mitsubishi Fuso Angkat Bicara

- Mitsubishi Fuso buka suara soal isu maraknya truk impor asal Tiongkok di sektor pertambangan.
Kehadiran produk tersebut disebut membuat persaingan di pasar semakin tidak sehat.
“Kalau di sektor mining itu sekarang problemnya bukan hanya karena aktivitas atau demand yang turun, tapi saingannya juga, saya bilang mungkin enggak sehat kali ya. Karena tadi brand-brand China yang datang ke sini misalnya tanpa ada prosedur yang sesuai,” ujar Aji Jaya, Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) di Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, pemerintah sudah mewajibkan seluruh kendaraan berbahan bakar diesel menggunakan standar emisi Euro 4.
Fuso sendiri selalu mengikuti regulasi tersebut, namun produk impor asal Tiongkok disebut masih menggunakan standar Euro 2.
“Government regulasinya semua industri otomotif yang berbahan diesel harus standarnya di Euro 4. Kalau yang Euro 2 kan masih bisa pakai biosolar, sedangkan Euro 4 harus Pertamina Dex yang lebih mahal. Konsumen akhirnya lebih pilih yang murah. Itu enggak fair, harusnya apple to apple,” jelas Aji.
Aji menambahkan, dampak dari kondisi ini cukup terasa pada penjualan.
“Kalau dibilang penyebabnya itu, mungkin karena head-to-head di konsumen mining pasti ketemunya mereka mobil China. Tapi secara umum memang ekonominya lagi kurang baik-baik saja,” katanya.
Fuso sendiri memiliki sejumlah varian Fighter X yang dipasarkan untuk kebutuhan tambang, yakni FN62 varian panjang maupun pendek.
Meski begitu, pihaknya tetap meminta dukungan regulasi agar persaingan berlangsung adil.
“Kami selalu menggunakan Gaikindo untuk menyuarakan kepentingan APM. Karena persaingan enggak fair. Kalau orang beli produk yang enggak terstandardisasi, yang dirugikan konsumen juga,” tutup Aji.