Kebijakan Baru Mobil Listrik: Aion Untung Sudah Bukan CBU

Pemerintah memastikan akan menghentikan pemberian insentif untuk mobil listrik impor utuh atau completely built up (CBU) mulai akhir 2025.

Kebijakan ini disambut positif oleh GAC Aion, sebab saat ini seluruh model yang dijual di Indonesia sudah berstatus rakitan lokal.

CEO Aion Indonesia, Andry Ciu, mengatakan keputusan pemerintah tersebut justru bisa menjadi keuntungan bagi Aion.

Test drive Aion UT

Pasalnya, merek asal China ini tidak lagi bersaing dengan produk impor CBU. “Semua barang Aion saat ini semuanya sudah rakitan dari Cikampek," ujar Andry di Jakarta, Kamis (18/9/2025).

"Selama peraturannya tidak berubah, apabila peraturannya seperti itu, mestinya itu menjadi berita baik buat saya (kami Aion). Karena produk Aion sudah tidak ada lagi yang CBU. Kompetisi sudah tidak ada,” katanya.

Saat ini, Aion telah merakit secara lokal beberapa model andalan, mulai dari Aion Y Plus hingga SUV listrik terbaru Aion UT.

Seluruhnya diproduksi di pabrik Cikampek, Jawa Barat, yang sudah beroperasi sejak pertengahan tahun ini. “Diuntungkan. Memang kan sesuai dengan kemauan pemerintah, kami mempercepat investasi. Memang dari awal tujuan kami," kata Andry. "Makanya kami genjot pembangunan pabrik. Pabrik siap di bulan Mei dan mulai beroperasi waktu Juni kemarin,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pemerintah tidak lagi akan memberikan izin impor mobil listrik CBU dalam skema investasi dengan manfaat insentif. “Tahun ini insya Allah tidak akan lagi kami keluarkan izin CBU dalam konteks skema investasi dengan mendapatkan manfaat,” kata Agus, Jumat (12/9/2025).

Distribusi Aion V

Kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekaligus memperkuat investasi sektor otomotif di Indonesia.

Dengan demikian, mobil listrik yang saat ini masih diimpor utuh wajib diproduksi di dalam negeri mulai tahun depan.