12/09/2025 · 3 hari yang lalu

Insentif Dihentikan, Harga Mobil Listrik Impor Diprediksi Naik

mobil listrik, insentif, prediksi harga, Insentif Dihentikan, Harga Mobil Listrik Impor Diprediksi Naik

 Pemerintah memastikan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 0 persen untuk mobil listrik impor utuh atau completely built up (CBU) tidak akan diperpanjang pada 2026.

Keputusan ini diperkirakan membuat harga kendaraan listrik melonjak tajam, dengan kenaikan mencapai 30 hingga 40 persen akibat kembalinya beban pajak impor dan PPnBM normal.

Menurut pengamat otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, kebijakan ini akan menjadi tantangan besar bagi produsen maupun konsumen.

“Selama ini, insentif seperti PPnBM 0% untuk BEV CBU membantu menekan harga sehingga lebih terjangkau. Tapi, saat insentif itu dihentikan seperti rencana kebijakan 2026, harga mobil impor utuh berpotensi naik 30–40% karena pajak impor dan PPnBM biasa,” kata Yannes kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2025).

Yannes menegaskan, satu-satunya cara untuk menjaga harga mobil listrik tetap kompetitif adalah dengan mempercepat transisi produksi ke dalam negeri, khususnya melalui skema completely knocked down (CKD).

mobil listrik, insentif, prediksi harga, Insentif Dihentikan, Harga Mobil Listrik Impor Diprediksi Naik

Pengunjung memadati ruang pamer mobil di ajang pameran automotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (24/7/2025). GAIKINDO selaku penyelenggara pameran menargetkan capaian transaksi penjualan di GIIAS 2025 lebih dari Rp20 triliun, target tersebut berdasarkan pencapaian tahun lalu yang menembus angka Rp20 triliun.

Dengan sistem ini, mobil dikirim dalam kondisi terurai lalu dirakit di Indonesia sehingga tarif impor jauh lebih rendah.

Lebih lanjut, ia menilai produksi lokal akan semakin efisien apabila produsen juga melibatkan industri kecil dan menengah (IKM) tier 2 dan tier 3 yang kredibel.

Keterlibatan ini dapat membentuk rantai pasok yang kuat serta mengurangi ketergantungan impor komponen bernilai tinggi.

“Kalau transisi ke CKD terlambat atau TKDN hanya mengandalkan komponen sederhana, harga mobil listrik belum tentu turun signifikan karena sebagian besar nilainya masih impor,” ujar Yannes.

Ia juga mengingatkan bahwa biaya baterai, yang menyumbang sekitar 40 persen dari harga mobil listrik, menjadi kunci utama. Pembangunan pabrik battery pack dan kelak battery cell di Indonesia diyakini akan memangkas biaya secara signifikan karena tidak lagi harus membayar tarif impor tinggi.

Menurutnya, pola ini sudah terbukti di negara dengan pasar EV matang. Persaingan efisiensi antarprodusen yang membangun pabrik lokal turut mendorong harga kendaraan listrik semakin terjangkau bagi konsumen.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.

Categories

Tags

© TopCarNews Network. All Rights Reserved. Designed by TopCarNews