Hasil Tes Lengkap Suzuki Fronx GL Tipe Terendah

Suzuki Fronx menjadi pendatang baru di segmen SUV ringkas di Indonesia. Harganya mulai Rp 249 juta untuk varian GL dengan transmisi manual dan Rp 271 juta untuk yang otomatis.
Kompas.com dapat kesempatan mengetes Fronx GL transmisi otomatis selama beberapa hari. Pada tulisan ini, berisi tes lengkap dari pembahasan desain eksterior dan interior, spesifikasi dan fitur, rasa berkendara, sampai biaya kepemilikan.
Desain Eksterior dan Interior Suzuki Fronx GL
Suzuki Fronx GL hadir sebagai varian terendah, namun sudah mengusung desain modern ala SUV Suzuki terbaru. Dari depan, mobil ini memakai lampu LED, grille besar hitam glossy, serta aksen krom yang menyambung dari DRL kiri ke kanan.
Dari samping, fender hitam kontras mengelilingi bodi dan dipadukan dengan pelek 16 inci dual tone. Atap sudah dilengkapi roof rail, sementara bagian belakang tampil tangguh dengan lampu LED tiga garis dan LED bar memanjang.
Interiornya memadukan warna hitam dan merah maroon, memberi kesan modern. Material dashboard sebagian besar plastik keras, tetapi door trim dan jok berbahan fabric empuk. Jok depan bisa diatur manual, lalu baris kedua mendapat kisi AC dan colokan USB.
Suzuki Fronx GL
Spesifikasi dan Fitur Suzuki Fronx GL
Fitur hiburan cukup lengkap dengan layar floating, Android Auto, Apple CarPlay, dan kamera mundur. Kontrol AC sudah digital, serta sistem keselamatan dilengkapi enam airbag, termasuk di jok dan pilar.
Dimensi Fronx GL adalah 3.995 x 1.765 x 1.550 mm (panjangxlebarxtinggi), dengan wheelbase 2.520 mm dan ground clearance 170 mm. Mesinnya K15B 1.462 cc empat silinder tanpa mild hybrid, bertenaga 103 TK dan torsi 138 Nm, dengan transmisi otomatis 4 percepatan.
Suspensi depan Macpherson Strut dan belakang Torsion Beam membuat bantingan cukup nyaman. Rem depan sudah cakram dan rem belakang masih tromol.
Kabin Suzuki Fronx GL
Rasa Berkendara Suzuki Fronx GL
Saat diuji, mesin terasa responsif sejak putaran bawah. Perpindahan gigi halus, meski masih terasa entakan khas transmisi otomatis konvensional.
Setir dengan bahan karet cukup nyaman digunakan, ringan di kecepatan rendah dan lebih berat di tol. Suspensinya empuk di depan, namun bagian belakang agak memantul bila mobil kosong.
Beberapa catatan kecil antara lain lampu kabin depan tidak otomatis menyala saat pintu dibuka. Selain itu, layar hiburan terasa kecil dibanding dudukan floating yang besar.
Biaya Kepemilikan Suzuki Fronx Selama Lima Tahun
Kabin Suzuki Fronx GL
Dari sisi biaya, pajak tahunan Fronx GL di Jakarta sekitar Rp 3,3 juta, sehingga total lima tahun Rp 16,8 juta. Biaya servis hingga 100.000 km mencapai Rp 6,2 juta dan konsumsi BBM berdasarkan pengetesan Kompas.com adalah 16,2 km per liter membuat biaya bahan bakar sekitar Rp 75,3 juta.
Jika dijumlahkan, maka total biaya kepemilikan Fronx GL selama lima tahun mencapai Rp 98,4 juta. Kalau dibagi per tahun jadi Rp 19 jutaan, perbulan sekitar Rp 1,6 juta, dan per harinya Rp 50.000-an.
Plusnya ada di desain modern, fitur keselamatan enam airbag, serta biaya operasional yang terjangkau, sementara minusnya pada fitur kecil seperti lampu kabin, layar hiburan mungil, dan suspensi belakang yang agak memantul.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.