21/09/2025 · 3 hari yang lalu

Diler Motor Suzuki Banyak Tutup dan Beralih Fungsi, Apa yang Terjadi?

pola konsumsi, Kepercayaan Konsumen, diler otomotif, adaptasi bisnis, Diler Motor Suzuki Banyak Tutup dan Beralih Fungsi, Apa yang Terjadi?

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri otomotif menghadapi tantangan baru akibat perilaku konsumen yang semakin modern. Di era digital saat ini, konsumen lebih memilih untuk berbelanja secara online.

Jika sebelumnya mereka harus datang ke showroom untuk memilih kendaraan, kini cukup dengan "gerakan jari" melalui ponsel, motor impian dapat langsung diantar ke depan rumah.

pola konsumsi, Kepercayaan Konsumen, diler otomotif, adaptasi bisnis, Diler Motor Suzuki Banyak Tutup dan Beralih Fungsi, Apa yang Terjadi?

Ilustrasi diler motor Suzuki

Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak diler Suzuki di berbagai daerah terpaksa tutup.

Ada pula diler yang beralih fungsi menjadi toko furnitur, kedai es krim, hingga diler motor merek lain.

Hal ini menunjukkan bahwa adaptasi terhadap perubahan pasar menjadi sangat krusial.

Terancam Punah

Ellya Masula, Direktur Operasional PT Indo Sunmotor Gemilang, jaringan diler Suzuki di Pulau Jawa dan Sumatra Utara, mengungkapkan bahwa banyak diler yang memilih untuk mengalihkan bisnis mereka.

Ellya menyoroti bahwa tantangan utama yang dihadapi bukan hanya persaingan produk, tetapi juga pola pikir.

pola konsumsi, Kepercayaan Konsumen, diler otomotif, adaptasi bisnis, Diler Motor Suzuki Banyak Tutup dan Beralih Fungsi, Apa yang Terjadi?

Ilustrasi diler motor Suzuki di Solo, Jawa Tengah.

Banyak diler masih merasa nyaman dengan metode lama, sedangkan pasar terus mengalami perubahan. “Kalau tidak mau menyesuaikan dengan kondisi market, ya akhirnya seperti dinosaurus, akan punah dengan sendirinya,” tegasnya.

Kemudahan

Perubahan gaya hidup ini menuntut diler untuk lebih responsif terhadap keinginan masyarakat yang ingin dimanjakan. “Sekarang masyarakat mintanya dimanja. Kita yang harus datang ke mereka. Tinggal lewat jari, mereka sudah ingin unit datang,” ungkap Ellya.

Dalam konteks ini, diler diharapkan untuk mengelola media sosial dengan lebih serius.

Dia menekankan bahwa memiliki akun media sosial saja tidak cukup;

interaksi yang aktif dengan calon konsumen juga sangat penting. “Kalau jualan lewat online, dasarnya adalah kepercayaan. Kalau upload tidak rutin, tidak komunikasi dengan baik, orang jadi ragu dengan keberadaan kita,” jelasnya.

Kepercayaan Konsumen 

Menurut Ellya, kunci untuk bertahan dalam industri ini bukan hanya menyediakan stok atau harga yang menarik, tetapi bagaimana diler dapat membangun kepercayaan konsumen. “Orang akan hati-hati, apakah tempat kita bisa dipercaya? Itu yang harus kita bangun. Kalau tidak, konsumen lari ke tempat lain,” paparnya.

Ellya juga mengingatkan, bagi diler independen atau konvensional yang dulu pernah berjaya, pola lama yang menunggu pembeli datang sudah tidak relevan lagi. “Ada juga yang punya media sosial, tapi tidak dikelola dengan baik. Jadi memang harus berubah, kalau tidak ya tertinggal,” pungkasnya.

Perubahan ini jelas menjadi tantangan, tetapi sekaligus peluang bagi diler yang siap beradaptasi dengan pola konsumsi yang baru.

Di tengah persaingan yang ketat, inovasi dan responsivitas menjadi kunci utama bagi keberlangsungan bisnis di industri otomotif.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.

Postingan Terkait

Categories

Tags

© TopCarNews Network. All Rights Reserved. Designed by TopCarNews