Alasan Kenapa Aki Mobil Suzuki Hybrid Lebih Mahal daripada Non Hybrid

Aki pada mobil Suzuki tipe hybrid dibanderol lebih mahal daripada yang non-hybrid. Hal ini bisa terjadi lantaran beban tanggung jawabnya tak sama dalam hal menunjang performa kendaraan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Minggu (21/9/2025) dari berbagai sumber, banderol aki Ertiga hybrid mulai Rp 2,8 juta sampai Rp 4 juta. Sementara untuk tipe non-hybrid sekitar Rp 1 jutaan.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengeluarkan varian mobil hybrid pada beberapa model seperti Ertiga, XL7, Grand Vitara dan Fronx.
Mobil bermesin hybrid ini mengandalkan dua komponen utama sebagai pendamping mesin pembakaran internal (ICE), yaitu Integrated Starter Generator (ISG) dan baterai.
Baterainya sendiri ada dua unit dengan masing-masing peran, yakni baterai lithium-ion sebagai baterai EV dan Lead Acid Battery 55Ah sebagai sumber tenaga aksesoris dan menangani idling stop system (ISS).
Hariadi, Asst. to Aftersales Department Head of Service PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan baterai 12 volt pada mobil Suzuki model hybrid disebut juga Lead Acid Baterai yang terletak di ruang mesin.
Suzuki Fronx GL
“Harganya memang lebih mahal daripada yang non-hybrid, ini dikarenakan spesifikasinya lebih tinggi dengan bahan lebih unggul,” ucap Hariadi kepada Kompas.com, Minggu (21/9/2025).
Bila aki mobil konvensional hanya berperan sebagai penyuplai daya motor starter dan aksesoris, pada model hybrid juga bertugas ketika ISS sedang aktif.
“Bila mobil konvensional umumnya menstarter mobil sekali di awal jalan, pada model hybrid bisa berkali-kali karena setiap berhenti, seperti di lampu merah mesin akan mati,” ucap Hariadi.
Ilustrasi aki mobil.
Beban aki yang lebih berat tersebut membuat pabrikan harus mendukung performanya dengan lebih prima yakni dengan memilih bahan yang lebih unggul dan angka cold cranking amps (CCA) lebih tinggi.
“CCA disebut juga kemampuan aki untuk awal start dalam kondisi dingin, maka dari itu aki dengan kapasitas sama belum tentu kompatibel untuk mobil hybrid,” ucap Hariadi.
Menurut Hariadi, aki untuk mobil mild hybrid Suzuki akan terus bekerja saat mesin dalam kondisi mati, seperti aksesoris, embusan angin AC dan lampu.
“Begitu mau jalan, aki akan menyuplai daya listrik untuk menggerakkan ISG, sehingga peluang aki digunakan untuk starter akan lebih sering,” ucap Hariadi.
Sementara baterai lithium-ion berperan sebagai penambah daya putar saat akselerasi dengan komponen aktuator sama yakni ISG.
ISG juga berperan sebagai generator ketika mobil mengalami deselerasi. Daya listrik akan dialirkan ke baterai lithium-ion untuk disimpan.
Jadi, aki 12 volt untuk mobil Suzuki hybrid lebih mahal daripada tipe non-hybrid memiliki alasan karena teknologinya lebih canggih dan punya bahan khusus.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.