Wuling Anjlok, Pedagang Mobil Bekas Kesulitan Menentukan Harga

Persaingan mobil listrik asal Tiongkok di pasar Indonesia semakin ketat.
Pedagang mobil bekas mulai bisa memetakan merek mana yang lebih dicari oleh konsumen.
Ketua Asosiasi Mobil Bekas Indonesia (AMBI), Tjung Subianto, mengatakan bahwa saat ini BYD menjadi merek asal Tiongkok yang paling diminati konsumen.
Chery Omoda E5
“Kalau brand China yang saat ini paling diterima pasar, BYD masih di posisi teratas. Nomor dua mungkin Chery. Sementara untuk merek seperti VinFast, respons konsumen masih beragam,” ujar Tjung kepada Kompas.com belum lama ini.
merek tersebut, Tjung juga menyoroti mobil listrik bekas dari merek Wuling, yang belakangan anjlok harganya.
Menurutnya, Wuling menghadapi tantangan karena frekuensi peluncuran model baru yang terlalu cepat.
Deretan mobil listrik mungil Wuling Air EV di Bali
“Produsennya menciptakan banyak brand dan tipe di semua segmen. Hampir setiap minggu ada peluncuran baru, dan harga pun turun. Akibatnya, pedagang mobil bekas kesulitan menentukan harga jual,” kata Tjung.
“Kami beli misalnya Rp 200 juta, belum laku, harganya sudah turun lagi. Ujungnya rugi. Apalagi garansi yang terbatas, setelah berpindah tangan sering tidak berlaku. Konsumen jadi ragu membeli mobil listrik bekas,” ucap dia.
Ia menegaskan bahwa produsen dan pemegang merek mobil listrik perlu menjaga stabilitas harga agar pasar mobil listrik bekas bisa berkembang.
“Kalau harga tidak dijaga, pasar mobil listrik bekas sulit jalan,” ujarnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!