Pilih Oli Mesin Mobil Sintetis atau Mineral? Ini Plus Minus Keduanya

Pemilihan oli mesin mobil sering kali membingungkan pemilik kendaraan karena banyaknya pilihan di pasaran.
Oli sintetis disebut lebih unggul dalam perlindungan mesin dan efisiensi, sementara oli mineral dikenal lebih ramah di kantong.
Menurut Tri Yanto, pemilik bengkel Nano di Cibubur Point Depok, oli sintetis sangat cocok untuk mobil modern karena strukturnya lebih stabil dan tahan panas ekstrem.
"Oli sintetis memang lebih mahal, tapi daya tahannya jauh lebih baik dan interval gantinya lebih panjang," ujar Tri Yanto.
Oli sintetis memiliki umur pakai lebih panjang, viskositas lebih konsisten, serta mampu menjaga kebersihan mesin dari deposit karbon.
Selain itu, oli sintetis juga dapat membantu menurunkan konsumsi bahan bakar karena gesekan mesin yang lebih minim.
Namun, oli sintetis dibanderol jauh lebih mahal sehingga tidak semua pemilik mobil merasa cocok untuk menggunakannya.
Oli mineral di sisi lain lebih terjangkau dan mudah ditemukan di bengkel maupun toko suku cadang.
Menurut Alif Helmi, penanggung jawab bengkel Rama Teknik di Universitas Pamulang, oli mineral lebih sesuai untuk mobil berusia tua dengan kondisi mesin sederhana.
"Oli mineral itu lebih cocok buat mobil tua, karena mesinnya sederhana dan nggak butuh spesifikasi tinggi," jelas Helmi.
Oli mineral memang kurang tahan panas dan interval penggantiannya lebih sering dibandingkan oli sintetis.
Meski begitu, bagi pengguna mobil dengan budget terbatas dan penggunaan harian normal, oli mineral tetap bisa jadi pilihan yang aman.
"Kalau mobil sering dipakai macet-macetan atau bawa beban berat, pilih oli sintetis biar mesin lebih terlindungi." tambah Tri.
Dengan memilih oli yang sesuai, mesin mobil akan lebih awet, performa terjaga, dan biaya perawatan pun bisa lebih efisien dalam jangka panjang.