Plus Minus Pakai Daihatsu Xenia dari Kacamata Pengguna

JAKARTA, KOMPAS.com – Daihatsu Xenia telah lama menjadi salah satu kendaraan MPV yang menjadi favorit banyak keluarga di Indonesia sejak diluncurkan pada 2004.

Mobil ini dikenal dengan kemampuan yang mumpuni dan desain yang menarik, menjadikannya pilihan yang banyak dipertimbangkan oleh pengguna di tanah air.

Salah satu pengguna setia, Raden Ricky Rachmadi dari Tangerang, berbagi pengalamannya menggunakan Xenia dari generasi pertama hingga model terbaru saat ini.

Pengalaman Panjang Bersama Xenia

Mesin Daihatsu Xenia

Raden memulai perjalanan Xenia-nya sejak tahun 2008 saat masih di bangku SMP.

Setelah menggunakan generasi pertama, Raden membeli Xenia 1.300 cc tipe R CVT pada tahun 2023 dan kemudian menggantinya dengan Xenia 1.500 cc tipe R CVT ADS-X yang merupakan tipe tertinggi.

"Kemudian saya membeli Xenia (silver) 1.300cc tipe R CVT tahun 2023 yang saya pakai hingga awal 2025, lalu saya ganti dengan Xenia (hitam) 1.500cc tipe R CVT ADS-X yang mana merupakan tipe tertinggi yang baru saja launching belum lama ini," jelasnya.

Alasan Memilih Xenia

Ada beberapa alasan yang membuat Raden tetap setia memilih Xenia sebagai mobil keluarga. "Mobil ini punya desain yang lebih menarik dibanding pesaing di kelasnya, brand image yang sudah terbukti, serta mesin bandel dengan biaya perawatan yang relatif terjangkau," ungkap Raden.

Menurutnya, Xenia memiliki sejumlah keunggulan, terutama modelnya yang tidak lekang oleh waktu. "Xenia ini irit dan capable untuk diajak jalan bareng teman-teman. Jarak jauh sekalipun aman, kabinnya lega dan mobilnya juga sudah dilengkapi fitur yang cukup lengkap," kata Raden.

Daihatsu All New Xenia ADS X meluncur di GIIAS 2024

Ia menilai bahwa generasi ketiga dari Xenia memberikan pengalaman berkendara yang modern. “Nggak berasa ketinggalan zaman," tambahnya.

Kekurangan yang Ditemui

Meski banyak keunggulan, Raden juga tidak menutup mata terhadap beberapa kekurangan dari Xenia generasi terbaru.

Ia menyoroti masalah pada build quality interior. "Untuk Xenia gen ke-3 ini, kekurangan yang saya temui adalah build quality pada interior. Tapi ya berharap apa dengan mobil entry level begini? Saya rasa cukup reasonable untuk mobil Rp 300 jutaan," ujarnya.

Selain itu, ia juga merasakan adanya karakteristik transmisi yang kurang halus. "CVT-nya agak 'ndut-ndutan' ketika akselerasi dari 0 dan decelerate ke 0 karena karakter D-CVT yang memiliki assist gear sebelum masuk CVT,” tambahnya.

Konsumsi BBM dan Biaya Perawatan 

Mobil Xenia milik Raden kini digunakan untuk berbagai aktivitas harian, termasuk perjalanan jarak jauh.

Ia melakukan perjalanan pulang pergi dari rumah ke kantor di bandara dengan jarak sekitar 40 km. "Seminggu menghabiskan Rp 350.000 sampai Rp 400.000 bensin. Saya selalu isi Shell V-Power atau Nitro. Konsumsi BBM sekitar 1 banding 13–14 km per liter,” ungkapnya.

Dari segi perawatan, Raden merasa Xenia tergolong ramah di kantong.

Ia menyebutkan bahwa biaya perawatan seperti oli, filter, flush, dan brake cleaning berada di bawah Rp 1 juta. “Untuk perawatan seperti oli, filter, flush, brake cleaning, dan sebagainya itu di bawah Rp 1 juta," tutup Raden.

Daihatsu Xenia milik Raden

Kesimpulan

Dari pengalaman Raden Ricky Rachmadi, Daihatsu Xenia menawarkan banyak kelebihan seperti irit, kabin yang lega, dan desain yang tak lekang oleh waktu.

Namun, terdapat beberapa kekurangan, terutama pada kualitas material interior dan kehalusan transmisi.

Meskipun begitu, Xenia tetap menjadi pilihan yang menarik bagi keluarga Indonesia yang mencari kendaraan MPV yang andal.

Plus:

Irit, kabin lega, desain tak lekang waktu

Minus:

Kualitas material interior, transmisi kurang halus