Mengemudikan VW ID. Buzz: Pengalaman Unik Mobil Listrik Minibus

VW ID. Buzz merupakan interpretasi modern dari Kombi, yaitu mobil yang sejak lama identik dengan kebebasan dan petualangan.

Aura klasiknya tetap terjaga, namun mendapat sentuhan kontemporer yang membuat tampilannya relevan dengan zaman.

VW ID. Buzz

ID. Buzz merupakan cara VW untuk terus dekat dengan konsumen di era mobil listrik.

Kompas.com mendapat kesempatan mencoba ID. Buzz selama beberapa hari.

Tentu, pengalaman ini menjadi hal yang menarik, mengingat mobil ini menghidupkan kembali ikon masa lalu dalam format yang berbeda.

Test drive VW ID.Buzz

Kabin Sederhana tapi Fungsional

Saat pertama kali masuk ke dalam kabin, kesan yang muncul adalah fungsional, bahkan cenderung standar.

Hal ini justru berbeda dari mobil listrik kebanyakan yang tampil sangat futuristik dengan banyak gimmick, terutama produk asal China.

Buktinya, sejumlah pengaturan masih dilakukan secara manual, termasuk spion.

Speedometer digital memang kecil, namun cukup fungsional.

VW ID. Buzz

Sementara itu, layar infotainment hadir dengan ukuran besar, tetapi tidak dibuat mencolok untuk sekadar menunjukkan kecanggihan teknologi.

Posisi Duduk Mirip Minibus

Duduk di kursi pengemudi langsung terasa berbeda.

Posisi duduknya tinggi, mirip seperti mengendarai bus atau minibus, sesuai dengan nama yang diusung.

VW ID. Buzz

Kaki menekuk layaknya duduk di sofa, tetapi posisi setir terasa natural seperti mobil pada umumnya.

Di sisi kiri dan kanan kursi, tersedia sandaran tangan (arm rest) yang sangat membantu.

Sebab, dengan bodi mobil yang lebar, tanpa tumpuan di siku, tangan mudah terasa pegal ketika berkendara jarak jauh.

Performa: Enteng untuk Mobil Besar

Ketika pedal gas ditekan, tenaga terasa terisi penuh dan responsif.

VW ID. Buzz

Satu hal yang cukup menarik, pedal gas, pedal rem, hingga setir terasa persis seperti mobil bermesin bensin.

Tarikannya pun enteng untuk ukuran mobil sebesar ini.

Di jalan tol, ID. Buzz terbukti tidak kesulitan melaju di kecepatan tinggi.

Dengan dimensi panjang 4.962 mm, lebar 1.985 mm, tinggi 1.927 mm, dan wheelbase 3.239 mm, kehadirannya di jalan memang terasa cukup mengintimidasi.

Bagi Kompas.com yang sehari-hari terbiasa membawa Low SUV, mengendarai ID. Buzz di jalanan Jakarta membutuhkan sedikit penyesuaian.

Apalagi, bodinya besar dan terdapat titik blind spot di spion kiri, sehingga pengemudi harus rajin menoleh untuk memastikan tidak ada sepeda motor yang menyelip.

Regenerative Braking

ID. Buzz juga dibekali sistem regenerative braking yang bisa dipilih melalui tuas di setir.

Terdapat dua mode yang tersedia.

Mode D memberikan sensasi meluncur lebih halus dengan regenerasi ringan atau coasting, sementara mode B memberikan efek deselerasi lebih kuat sekaligus mengisi ulang baterai dari putaran roda.

Ahmad Badawi, Head of Sales & Marketing Volkswagen Indonesia, mengatakan sistemnya dibuat agar jangkauan baterai bisa lebih jauh. "Walaupun regenerasinya terasa cukup signifikan, untuk berhenti total tetap harus injak pedal rem. Jadi sistem ini memang dibuat agar berkendara lebih efisien dan jangkauan baterai bisa lebih jauh, tapi tetap efisien dipakai sehari-hari," katanya.

Performa & Baterai

ID. Buzz dibekali baterai berkapasitas 210 kWh.

Sekali pengisian penuh, mobil ini mampu menempuh jarak hingga 487 kilometer berdasarkan standar WLTP atau 573 kilometer menurut NEDC.

Tenaganya pun tidak bisa dianggap remeh.

Dengan daya puncak 210 kW dan torsi 560 Nm, ID. Buzz diklaim mampu berakselerasi dari 0–100 km/jam hanya dalam 7,9 detik.

Kecepatan maksimumnya dibatasi hingga 160 Km/jam, cukup untuk kebutuhan harian maupun perjalanan jauh.

Seluruh tenaga tersebut disalurkan ke roda belakang atau Rear Wheel Drive (RWD), sehingga pengendara tetap merasakan stabilitas sekaligus sensasi berkendara yang menyenangkan.