Kesenjangan Pajak Mobil Indonesia dan Thailand: Konsumen di Indonesia Terbebani Pajak Berlapis

Pajak mobil di Indonesia dinilai jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga, khususnya Thailand.
Kondisi ini membuat harga jual mobil di Tanah Air lebih mahal dan biaya kepemilikan kendaraan menjadi beban besar bagi konsumen.
Menurut data yang dihimpun, struktur pajak kendaraan di Indonesia terdiri dari beberapa lapis, mulai dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), hingga Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahunan. Total beban pajak tersebut bisa mencapai 40 persen dari harga jual mobil.
Sebaliknya, Thailand tidak menerapkan PPnBM untuk mobil penumpang. Pajak tahunan pun relatif rendah, di mana biaya perpanjangan untuk kendaraan baru seperti Toyota Avanza hanya sekitar Rp 150 ribu per tahun.
Sebagai perbandingan, di Indonesia biaya pajak tahunan untuk mobil yang sama bisa mencapai Rp 5 juta, atau lebih dari 30 kali lipat lebih tinggi.
Ilustrasi STNK diberi kolom keterangan pembayaran opsen pajak kendaraan berm.otor mulai 5 Januari 2025. Simak cara cek pajak kendaraan online dan offline pada 2025
Menurut pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, tingginya beban pajak ini berimplikasi pada daya beli konsumen dan daya saing industri.
“Struktur pajak kita masih mengategorikan mobil sebagai barang mewah, sehingga beban konsumen menjadi jauh lebih berat dibandingkan negara lain di kawasan. Kalau pemerintah ingin mendorong pertumbuhan industri otomotif, termasuk elektrifikasi, maka kebijakan pajak harus dievaluasi,” kata Yannes kepada Kompas.com, Senin (8/9/2025).
Yannes menambahkan, ketidakselarasan kebijakan antara target industri dengan regulasi perpajakan juga berpotensi menahan minat investasi di sektor otomotif.
“Investor tentu melihat faktor biaya kepemilikan. Kalau pasar domestik terbebani pajak tinggi, daya serapnya lemah, dan ini bisa menghambat Indonesia untuk menjadi basis produksi regional,” ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.