
Kemacetan di Jakarta sudah menjadi bagian dari keseharian warganya. Kondisi jalan yang padat, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja, sering kali membuat pengendara kehilangan kesabaran.
Namun, di tengah situasi itu, etika berkendara dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas tetap harus dijaga.
Ketua Bidang Road Safety and Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Victor Assani, menilai bahwa masalah terbesar di tengah kemacetan bukan hanya soal waktu tempuh yang lama, tetapi juga perilaku pengendara yang kerap emosional dan bertindak tanpa solusi.
Menurutnya, kemacetan tidak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi bisa dihadapi dengan mental yang siap dan sikap yang lebih bijak.
“Kondisi macet di Jakarta sebenarnya sudah hal umum, jadi hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyiapkan mental, menerima kenyataan, dan mencari solusi, bukan hanya emosional tanpa arah,” ujar Victor kepada Kompas.com, Jumat (10/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa pengendara bisa mengambil langkah antisipatif sejak sebelum berangkat, seperti berangkat lebih pagi atau memilih waktu pulang di luar jam sibuk.
Di era teknologi saat ini, aplikasi navigasi berbasis AI juga bisa dimanfaatkan untuk mencari rute alternatif yang lebih lancar.
Selain itu, persiapan kendaraan juga penting, terutama bagi pengguna sepeda motor. Kondisi motor yang prima dan posisi berkendara yang ergonomis dapat membantu mengurangi kelelahan saat menghadapi kemacetan panjang.
Potret pengendara motor yang diminta untuk melewati jalur yang benar saat hendak melawan arah di simpang Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2024).
“Kendaraan yang tidak ergonomis akan membuat pengendara cepat lelah dan menurunkan tingkat keselamatan,” katanya.
Ketika sudah terjebak di tengah kemacetan, lanjut Victor, pengendara sebaiknya tetap tenang dan fokus menjaga jarak aman. Hindari pengereman mendadak, gunakan gigi atau gas rendah, dan tetap perhatikan situasi sekitar untuk menghindari senggolan.
Ia juga menyarankan pengendara untuk memilih lajur kiri jika memungkinkan, karena cenderung lebih mudah untuk bermanuver dengan aman. Namun, apa pun kondisi jalannya, disiplin dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas tetap menjadi prioritas.
“Etika dan kepatuhan lalu lintas tetap nomor satu. Jangan menerobos lampu merah, jangan melawan arus, dan minimalkan penggunaan klakson karena bisa memprovokasi pengguna jalan lain,” ujar Victor.
Menurutnya, perilaku disiplin di tengah kemacetan justru membantu menciptakan situasi lalu lintas yang lebih tertib, nyaman, dan aman bagi semua pengguna jalan.
“Kita tidak bisa menghapus macet, tapi kita bisa mengatur diri agar jalanan tidak makin semrawut,” tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.Source: Kemacetan Tak Jadi Alasan buat Melanggar Lalu Lintas