16/09/2025 · 2 jam yang lalu

ESDM Sebut 60 Persen SPBU di China Tutup, Begini Respons Pertamina

transformasi energi, kendaraan listrik, bisnis BBM, diversifikasi energi, ESDM Sebut 60 Persen SPBU di China Tutup, Begini Respons Pertamina

JAKARTA, KOMPAS.com – Pernyataan terbaru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) yang menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di China tutup akibat pesatnya adopsi kendaraan listrik (EV) memunculkan berbagai pertanyaan mengenai masa depan bisnis BBM di Indonesia.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa proses adopsi kendaraan listrik di China telah mencapai 50 persen, yang berimplikasi pada penutupan SPBU di negara tersebut.

“Mereka (China) sudah 50 persen menggunakan baterai. Kalau kita lihat dari SPBU yang ada di China, tutupnya sudah lebih dari 60 persen,” kata Yuliot pada Senin (14/9/2025).

Karakteristik Energi Indonesia Berbeda dengan China

transformasi energi, kendaraan listrik, bisnis BBM, diversifikasi energi, ESDM Sebut 60 Persen SPBU di China Tutup, Begini Respons Pertamina

Pertamina Patra Niaga menghadirkan promo spesial ?Lebih Hemat Rp 300 per Liter? untuk produk Pertamina Dex di seluruh SPBU selama periode 18-31 Agustus 2025.

Menanggapi pernyataan tersebut, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menjelaskan bahwa situasi di China tidak bisa dijadikan acuan langsung untuk Indonesia.

Setiap negara memiliki karakteristik dan kebutuhan energi yang berbeda.

“Pertamina terus memantau tren kebutuhan energi masyarakat, termasuk perkembangan kendaraan listrik. Tapi, setiap negara memiliki kondisi yang berbeda,” jelas Roberth saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (16/9/2025).

“Di Indonesia, BBM masih menjadi kebutuhan utama masyarakat, baik untuk transportasi darat, laut, maupun udara,” lanjutnya.

transformasi energi, kendaraan listrik, bisnis BBM, diversifikasi energi, ESDM Sebut 60 Persen SPBU di China Tutup, Begini Respons Pertamina

Suasana SPBU Bugisan, Jalan Sugeng Jeroni, Kota Yogyakarta pasca penangkapan diduga pelaku ganjal ATM, Kamis (11/9/2025)

Upaya Pertamina dalam Diversifikasi Energi

Roberth menegaskan bahwa Pertamina tidak berdiam diri dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

Perusahaan migas pelat merah ini tengah mempersiapkan strategi agar tetap relevan di tengah perubahan pola konsumsi energi.

“Pertamina meyakini bahwa bisnis BBM masih akan relevan dalam jangka menengah. Di saat yang sama, Pertamina juga melakukan diversifikasi usaha dengan mengembangkan energi bersih dan rendah emisi,” ungkap Roberth.

"Dengan begitu, layanan BBM dan energi baru dapat berjalan beriringan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,” tambahnya.

transformasi energi, kendaraan listrik, bisnis BBM, diversifikasi energi, ESDM Sebut 60 Persen SPBU di China Tutup, Begini Respons Pertamina

SPKLU Center PLN

Belajar dari Pengalaman Global

Terkait dengan kondisi di China yang dijadikan contoh oleh Kementerian ESDM, Roberth menyatakan bahwa Pertamina tetap menjadikannya sebagai bahan pembelajaran.

Namun, strategi transisi energi harus disesuaikan dengan kondisi domestik.

“Pertamina memperhatikan banyak best practices dan lesson learned dari isu global, termasuk yang terjadi di China, sebagai referensi penting,” katanya.

“Namun, strategi transisi energi tetap disesuaikan dengan kondisi Indonesia, baik dari sisi infrastruktur, kebutuhan energi, maupun perilaku konsumen,” tambahnya.

Dengan pendekatan yang hati-hati dan terukur ini, Pertamina berkomitmen untuk memastikan bahwa transisi energi dapat berjalan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri energi di tanah air untuk beradaptasi dan berinovasi di era kendaraan listrik.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.

Categories

Tags

© TopCarNews Network. All Rights Reserved. Designed by TopCarNews