Intimidasi Relawan: Kisah Usmanto dan Ranjau Paku

JAKARTA, KOMPAS.com – Menjadi relawan penanggulangan ranjau paku bukanlah tugas yang mudah.
Aktivitas ini seringkali menimbulkan ketegangan antara relawan dan sejumlah pihak yang merasa terganggu, bahkan berujung pada ancaman terhadap keselamatan relawan.
Usmanto relawan penanggulangan ranjau paku.
Salah satu relawan yang berani mengambil langkah tersebut adalah Usmanto, seorang pengendara ojek online (ojol) yang konsisten membersihkan ranjau paku di jalanan Jakarta.
Intimidasi Relawan
Usmanto mengungkapkan pengalamannya yang tidak jarang diwarnai dengan intimidasi, mulai dari surat somasi hingga ancaman fisik. "Ini di Mughni (Masjid Baitul Mughni), tempat oknum tambal ban. Waktu itu dia kasih saya surat somasi. Dia biasanya buka sekitar jam lima sore, karena pas saya datang, dia lagi nambal tiga motor yang jadi korban ranjau paku," ujarnya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Ranjau paku dari rangka payung yang dikumpulkan Usmanto, relawan penanggulangan ranjau paku di jakarta.
Kejadian tersebut sempat ia viralkan melalui akun TikTok-nya.
Dalam videonya, Usmanto mengimbau pengguna jalan untuk lebih waspada saat melintas di kawasan Semanggi, mengingat banyaknya korban ranjau paku yang harus memperbaiki ban motor mereka.
Namun, langkah ini justru menyinggung pemilik tambal ban tersebut.
Relawan Ranjau Paku ketika menyisir Paku hingga besok payung Jalan D I Panjaitan , Jumat (10/1/2025)
Keesokan harinya, Usmanto mendapatkan pesan langsung melalui DM yang mengajaknya bertemu di lapak tambal ban sebelum SPBU Patra Jasa.
“Dia kasih surat somasi, katanya saya melakukan pencemaran nama baik. Untung waktu itu saya ditemani tim Buser SCTC, jadi kami diarahkan ke Polda, ke Polres, bahkan ke kelurahan,” ungkap Usmanto.
Ancaman Berlanjut di Kalimalang
Usmanto juga mengalami ancaman lain saat ia membersihkan ranjau paku di kawasan Kalimalang.
Ia menemukan banyak paku berserakan di jalur Mall Cipinang hingga jembatan hitam. "Di tiang jembatan ada tulisan ‘tambal’ dan tanda panah. Itu saya rekam lalu saya viralkan di TikTok. Setelah videonya viral, mungkin oknum tambal ban di sekitar lampu merah Kalimalang merasa terusik. Dia lalu DM saya di Instagram dengan nada ancaman. Katanya, ‘awas hati-hati kalau nyisir ranjau paku sendirian’,” ucap Usmanto.
Tidak hanya melalui DM, Usmanto juga sering menerima cacian di media sosial dan bahkan ancaman fisik. “Kejadiannya baru kemarin, tanggal 26 (September 2025), malam hari. Dari arah Samsat Jakarta Timur ke Cawang. Untung saya ditemani teman, dan dia sudah siap merekam. Kalau saya sendirian, mungkin saya sudah kena,” tutur Usmanto.
Memilih untuk Tak Menanggapi
Menurut Usmanto, saat insiden tersebut terjadi, sempat terjadi perdebatan singkat dengan pemilik tambal ban.
Namun, ia memilih untuk tidak melanjutkan konflik. "Kalau diladeni, bisa ramai karena ojol-ojol juga bisa datang. Mereka biasanya berani kalau ketemu saya sendirian, tapi kalau ada teman yang jagain lapaknya, mereka lebih berani negur bahkan sampai ngejar saya,” tambahnya.
Pengalaman Usmanto menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh relawan dalam menanggulangi ranjau paku di jalanan Jakarta.
Meskipun terdapat berbagai rintangan dan ancaman, dedikasi dan keberanian Usmanto patut dicontoh dalam upaya menjaga keselamatan masyarakat.