
Kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang sempat memicu gejolak di pasar global ternyata tidak berdampak besar terhadap bisnis PT Astra Otoparts Tbk (AUTO).
Direktur Astra Otoparts, Sophie Handili, mengatakan bahwa porsi ekspor perusahaan ke Negeri Paman Sam relatif kecil, sehingga kontribusinya terhadap kinerja keuangan perseroan tidak signifikan.
“Untuk Astra Otoparts sebetulnya ekspor kami ke AS tidak terlalu besar jumlahnya, secara komposisi ekspor kami tidak terlalu signifikan. Jadi secara total pun pada kinerja keuangan kami tidak terlalu besar efeknya,” ujar Sophie dalam acara Astra Media Day 2025 di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Pemaparan Astra Otoparts pada acara Astra Media Day 2025 di Menara Astra, Jakarta Selatan, Selasa (23/9/2025).
Meski begitu, Astra Otoparts menyiapkan strategi ekspansi untuk memperkuat penetrasi di pasar global.
Fokus utama diarahkan ke kawasan Asia, Timur Tengah, dan Afrika, yang dinilai memiliki permintaan stabil terhadap produk komponen otomotif.
“Di samping itu, kami juga akan terus memperkuat kualitas produk dan menambah jumlah produk yang bisa diekspor,” kata Sophie.
AUTO juga memperluas kolaborasi dengan Original Equipment Manufacturer (OEM) global, serta memperkuat jaringan distribusi agar lebih dekat dengan konsumen.
“Kami percaya dengan inovasi berkelanjutan, efisiensi operasional, dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pasar, AUTO bisa terus memperluas jangkauan ekspor,” tambahnya.
Kinerja Semester I/2025
Hingga paruh pertama 2025, Astra Otoparts membukukan pendapatan bersih Rp 9,58 triliun, tumbuh 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 9,19 triliun.
Pemaparan Astra Otoparts pada acara Astra Media Day 2025 di Menara Astra, Jakarta Selatan, Selasa (23/9/2025).
Dari jumlah tersebut, kontribusi ekspor tercatat Rp 919,66 miliar atau setara 14,54 persen dari total pendapatan.
Angka ini meningkat 13,38 persen secara tahunan.
Laba bersih konsolidasi tercatat Rp 938,96 miliar, turun 7,4 persen dibanding semester I-2024 yang mencapai Rp 1,01 triliun.
Penurunan ini dipengaruhi oleh keuntungan penjualan aset manufaktur pada tahun sebelumnya.
Tanpa memperhitungkan transaksi tersebut, laba bersih perseroan justru naik 9,7 persen.
Segmen manufaktur masih menjadi penopang utama, dengan pendapatan Rp 5 triliun atau tumbuh 6,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Total aset perseroan mencapai Rp 22 triliun, sementara liabilitas sebesar Rp 6,2 triliun.
“Kami ingin hadir lebih dekat dengan konsumen dan memberikan pelayanan yang lebih baik,” kata dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.Source: Dampak Kebijakan Impor AS Terhadap Astra Otoparts: Analisis 2025