Analisis Penjualan Motor vs LCGC 2025: Ada Pergeseran Konsumen

Penjualan sepeda motor di Indonesia sepanjang 2025 memang mengalami penurunan, namun koreksinya jauh lebih ringan dibandingkan dengan mobil.
Kondisi ini mencerminkan daya tahan pasar roda dua yang lebih kuat, terutama di tengah menyusutnya kelas menengah dan tekanan ekonomi rumah tangga.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor secara wholesales dari Januari hingga Agustus 2025 mencapai sekitar 4,27 juta unit.
Angka ini turun sekitar 1,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil domestik pada semester I 2025 sebanyak 374.740 unit, turun sekitar 8,6 persen dibandingkan semester I 2024.
Penurunan yang lebih dalam pada mobil tidak lepas dari perubahan struktur kelas ekonomi di Indonesia.
Jajaran motor listrik Honda hadir di Jakarta Fair 2025
Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia mencatat jumlah penduduk kelas menengah turun hampir 9,5 juta jiwa dalam lima tahun terakhir, dari sekitar 57 juta jiwa pada 2019 menjadi hanya 47,8 juta jiwa pada 2024.
Sebaliknya, kelompok rentan miskin justru meningkat.
Yannes Martinus Pasaribu, pengamat industri otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menilai pergeseran ini turut memengaruhi pola konsumsi kendaraan. “Middle dan middle-low class kita yang awalnya merupakan segmen terbesar mobil LCGC, saat ini semakin turun persentasenya. Banyak yang beralih ke roda dua karena lebih sesuai dengan kemampuan ekonomi,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Di sisi lain, sepeda motor masih menjadi moda transportasi utama bagi mayoritas masyarakat Indonesia.
Dari total 168 juta kendaraan bermotor per April 2025, sekitar 83–84 persen di antaranya adalah sepeda motor.
Dominasi ini menunjukkan bahwa roda dua bukan hanya alat mobilitas, tetapi juga sarana mencari nafkah bagi sektor pekerja informal seperti kurir, ojek daring, pedagang kecil, hingga teknisi lapangan.
General Manager PT Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbuddin, mengakui penurunan penjualan sepeda motor relatif lebih terkendali karena kendaraan roda dua sudah lekat dengan keseharian masyarakat. “Kenapa kalau dibandingkan dengan roda empat, penurunannya tidak terlalu besar? Karena memang sepeda motor ini sudah menjadi bagian dari aktivitas harian, yang kita produksi sesuai kebutuhan masyarakat,” ujarnya di Jakarta Pusat belum lama ini.
Dengan kondisi tersebut, motor entry level diprediksi tetap menjadi primadona pasar.
Harga yang lebih terjangkau, biaya operasional rendah, serta fleksibilitas dalam penggunaan membuat sepeda motor lebih tahan banting menghadapi tekanan ekonomi dibandingkan dengan mobil.