Mobil Listrik Aion UT: Diklaim Bisa Hemat Biaya Operasional Rp 19 Juta

GAC Aion Indonesia mengeklaim bahwa mobil listrik Aion UT menawarkan biaya operasional yang jauh lebih hemat dibandingkan mobil bermesin bensin (internal combustion engine/ICE).
Iqbal Taufiqurrahman, Product Planning and Strategy GAC Aion Indonesia, menyebut efisiensi biaya mencapai Rp 19 juta per tahun.
“Perbandingannya itu kita bandingkan dengan mobil bensin. Dengan kurang lebih dimensi yang sama, ukuran yang sama, dan konsumsi bahan bakar yang kurang lebih setara," kata Iqbal di Bandung, belum lama ini.
Tes drive Aion UT Jakarta-Bandung
Iqbal menjelaskan bahwa hasil tersebut didapat dengan membandingkan Aion UT dengan mobil bensin 1.500 cc, model hatchback, dengan asumsi konsumsi bahan bakar sekitar 1:12 km per liter untuk penggunaan dalam kota.
“Jadi itu kami hitung ya, konsumsi bahan bakar 1:12 dengan menggunakan bahan bakar Pertamax, harga Rp 12.200. Saya ambil rata-rata, lalu dikalikan dengan jarak tempuh. Asumsi pemakaian jarak tempuh per hari 50 km. Itu asumsi standar di Jakarta atau kota-kota besar," lanjutnya.
Selain biaya pengisian bensin, Iqbal juga menyatakan bahwa biaya perawatan mobil listrik jauh lebih murah dibandingkan mobil bensin.
“Biaya perawatan kita ambil angka rata-rata rendahnya, di mana dalam satu kali servis biayanya kurang lebih Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Nah, mobil bensin itu kan servis dua kali setahun, jadi setahun kita perlu sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta," katanya.
AION UT hadir di Surabaya
“Sedangkan dengan mobil listrik, biaya servisnya rata-rata dalam satu tahun tidak sampai Rp 1 juta, hanya Rp 800.000-an saja. Itu rata-rata di luar masa garansi free maintenance. Kalau masih free maintenance, gratis terus. Jadi Rp 800.000-an, artinya jaraknya makin kelihatan," tambah Iqbal.
Selain itu, beban pajak juga berbeda secara signifikan.
Iqbal mengatakan bahwa saat ini pajak mobil 1.500 cc keluaran terbaru, model hatchback, kurang lebih Rp 2,5 juta, sedangkan pajak mobil listrik hanya sekitar Rp 400.000-an.
“Jadi, dari selisih-selisih itu, angka akhirnya kalau saya tidak salah, mobil bensin memerlukan biaya operasional sebesar Rp 23 juta sekian per tahun," ujar Iqbal. "Sedangkan mobil listrik kami hanya Rp 4 juta sekian per tahun. Maka didapat penghematan biaya operasional sekitar Rp 19 juta per tahun,” katanya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.