
Mazda CX-80 hadir sebagai model plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) pertama Mazda di Tanah Air.
Kehadiran mobil ini menjadi langkah nyata Mazda dalam menjawab tantangan elektrifikasi di pasar otomotif Indonesia yang tengah berkembang.
Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), mengatakan bahwa teknologi PHEV menawarkan keseimbangan antara efisiensi bahan bakar dan kemudahan mobilitas harian, terutama bagi pengguna di wilayah perkotaan. “PHEV itu memang cocok buat orang-orang yang butuh fleksibilitas. Jadi ada mesin bensinnya, tapi juga ada motor listriknya. Memang perlu sedikit investasi di awal, karena kita harus pasang charger di rumah," kata Ricky yang ditemui belum lama ini.
"Sekarang pakai CX-80. Di rumah bisa nge-charge, di kantor juga bisa, jadi memang cocok untuk penggunaan di perkotaan," ujarnya.
Mazda CX-80 PHEV
Ricky mengatakan bahwa PHEV dan hybrid sama-sama bagus.
Apalagi PHEV, di mana mobil bisa berjalan dengan tenaga dari baterai saja. "Menurut saya, PHEV itu punya fungsi yang sangat baik. Baik PHEV maupun hybrid sama-sama bagus, karena tujuannya untuk membantu efisiensi energi. Buat saya pribadi, saat ini teknologi hybrid atau plug-in hybrid itu yang paling ideal,” ujarnya.
Mazda CX-80 PHEV meluncur di Indonesia pada tahun ini sebagai SUV tiga baris dengan desain khas Mazda yang elegan dan berkarakter.
Mobil ini dibekali mesin bensin 2.5 liter empat silinder yang dikombinasikan dengan motor listrik, menghasilkan tenaga gabungan mencapai sekitar 323 dk dan torsi 500 Nm.
Mazda CX-80
Dengan transmisi otomatis 8-percepatan dan sistem penggerak all-wheel drive, mobil ini dijual dengan harga sekitar Rp 1,2 miliar, menjadikannya salah satu SUV plug-in hybrid premium.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.Source: Keunggulan Mazda CX-80 sebagai Plug-In Hybrid