Jorge Martin Fokus Penuh Usai MotoGP Jepang, Siap Rebut Gelar Dunia
Pembalap Aprilia sekaligus juara dunia bertahan, Jorge Martin, memandang Grand Prix Jepang sebagai titik akhir dari masa yang ia sebut sebagai “pra-musim pribadinya.”
Bagi Martin, seri di Sirkuit Motegi pada 26–28 September 2025 bukan sekadar balapan, melainkan momentum untuk menandai berakhirnya periode adaptasi setelah kembali dari cedera panjang yang membuatnya absen di hampir separuh musim.
Jorge Martin crash di MotoGP Qatar 2025
Kembali Balapan Setelah Absen Panjang
Hingga saat ini, Jorge Martin baru mencatatkan enam kali start dari total 16 seri MotoGP musim 2025. Absen panjang karena cedera jelas memengaruhi ritme balapnya. Sejak kembali di Grand Prix Ceko bulan Juli lalu, fokus utama Martin bukanlah mengejar kemenangan instan, melainkan beradaptasi dengan motor Aprilia RS-GP yang sudah mengalami perkembangan besar sejak awal musim.
Martin sendiri menyebut periode sejak kembalinya itu sebagai fase “pra-musim.” Ia menggunakan momen tersebut untuk memahami karakter motor, menguji berbagai setelan, sekaligus membangun kembali rasa percaya dirinya di lintasan.
Peran Uji Coba Misano dalam Adaptasi
Salah satu momen krusial dalam proses adaptasinya terjadi pada uji coba pascabalap di Misano. Pada sesi tersebut, Martin bersama tim teknis Aprilia melakukan perubahan signifikan pada ergonomi motor. Hasilnya, ia merasa lebih nyaman dan mampu mengendalikan RS-GP dengan lebih baik.
“Saya sangat menantikan untuk pergi ke Jepang. Tes di Misano sangat positif,” ujar Martin dikutip VIVA dari Crash Kamis, 25 September 2025.
Ia menegaskan bahwa berkat perubahan setelan di Misano, performanya kini lebih mendekati level yang diinginkan, meski masih banyak detail teknis yang harus diperbaiki.
Hasil yang Mulai Menunjukkan Peningkatan
Meski belum sepenuhnya pulih ke performa terbaik, Jorge Martin mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Salah satu yang paling menonjol adalah pencapaiannya di Grand Prix Hungaria, di mana ia berhasil finis keempat setelah start dari posisi ke-18. Hasil tersebut menunjukkan ketangguhan sekaligus kemampuan overtaking luar biasa yang masih dimilikinya.
Di sisi lain, Aprilia juga menunjukkan konsistensi sebagai tim. Dalam klasemen konstruktor, mereka saat ini berada di posisi kedua dengan hanya tertinggal 23 poin dari KTM. Kemenangan Marco Bezzecchi di Silverstone serta stabilitas Aleix Espargaro semakin memperkuat status Aprilia sebagai salah satu pesaing serius musim ini.
Namun, tantangan di Jepang bukan hal mudah. Sepanjang sejarah partisipasinya, Aprilia belum pernah mencatatkan hasil gemilang di Motegi. Catatan terbaik mereka hanya finis ke-9 lewat Aleix Espargaro, dengan selisih waktu cukup jauh dari pemimpin lomba.
Motivasi Jelang Balapan di Jepang
Menjelang GP Jepang, Jorge Martin menegaskan bahwa ia sudah siap meninggalkan fase adaptasi dan fokus mengejar hasil nyata. Baginya, balapan di Motegi akan menjadi titik balik.
“Balapan di Jepang akan sangat penting, tidak hanya bagi saya, tapi juga bagi Aprilia. Saya merasa lebih baik dengan motor, dan sekarang saatnya membuktikan hal itu di lintasan,” tambah Martin.
Meski Sirkuit Motegi dikenal teknis dengan banyak tikungan stop-and-go yang menuntut motor stabil dan traksi kuat, Martin percaya bahwa kerja keras tim dan hasil uji coba sebelumnya akan membantunya menghadapi tantangan tersebut.
Pembalap Aprilia Jorge Martin
Bagi Jorge Martin, Grand Prix Jepang bukan sekadar seri balap berikutnya, tetapi penanda resmi bahwa periode adaptasi sudah selesai. Dengan rasa percaya diri yang kembali tumbuh, setelan motor yang lebih nyaman, serta dukungan penuh dari Aprilia, Martin bertekad menjadikan Motegi sebagai titik balik untuk kembali bersaing di papan atas.
Sementara bagi Aprilia, performa Martin sangat penting untuk memperkuat posisi mereka dalam perebutan gelar konstruktor. Jika Martin mampu tampil kompetitif di Jepang, ini akan membuka jalan bagi tim asal Noale tersebut untuk semakin mendekatkan diri dengan puncak klasemen.
