Alasan Pajak Mobil Mewah Bekas Tak Mengikuti Depresiasi Harga

Pajak tahunan mobil mewah bekas bisa tergolong mahal bila dibandingkan dengan nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) di pasaran.

Depresiasi mobil mewah cukup besar di pasaran. Berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (10/9/2025) Toyota Alphard lansiran 2020 dijual sekitar Rp 700 jutaan, dengan banderol barunya di 2020 mulai Rp 1,025 miliar sampai Rp 1,936 miliar.

Angka tersebut menunjukkan mobil ini mengalami depresiasi cukup besar, dengan angka mencapai Rp 300 juta dalam 5 tahun. Bila dirata-rata menjadi Rp 60 juta per tahun atau sekitar 6 persen.

Kepala Bidang PKB Bapenda Jawa Tengah, Danang Wicaksono mengatakan pajak kendaraan bermotor (PKB) tak lepas dari NJKB yang diterbitkan oleh pemerintah daerah.

“Ada tarif PKB, berupa presentasi, nantinya dikalikan dengan NJKB yang diterbitkan, nilai NJKB ini tak akan sama persis dengan harga di pasaran,” ucap Danang kepada Kompas.com, belum lama ini.

Beberapa mobil mewah bekas mengalami depresiasi cukup besar per tahunnya. Hal ini membuat pemerintah kesulitan dalam menyesuaikan NJKB-nya.

Ilustrasi STNK. Pemutihan pajak kendaraan bermotor. Daftar provinsi yang menggelar pemutihan pajak kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor.

“Kami bisa menetapkan dan menyesuaikan NJKB mobil mewah bekas dengan depresiasi tinggi, tapi tidak banyak, misal rata-rata NJKB turun 2,5 persen pertahun, penyesuaiannya menjadi 3 persenan,” ucap Danang.

Kondisi ini tentu membuat pajak tahunan mobil mewah bekas memiliki rasio cukup besar jika dibandingkan dengan harganya di pasaran.

“Masyarakat perlu tahu hal ini, bahwa mobil mewah sudah pasti pajaknya lebih mahal meski harga bekasnya sudah murah,” ucap Danang.

Maka dari itu, masyarakat bisa mempertimbangka bila hendak membeli mobil mewah bekas dengan memperhatikan pajak tahunannya. Jangan sampai terkejut dengan pajak tahunannya yang masih tinggi.