Alasan Ban Mobil Tidak Boleh Terlalu Keras dan Terlalu Empuk

Tekanan udara ban mobil tak jarang dianggap sepele oleh sebagian pengemudi. Padahal, ketidaksesuaian bisa berdampak langsung pada kenyamanan dan keselamatan berkendara.
Menurut Fachrul Rozi, Product Marketing Manager Michelin Indonesia, tekanan ban yang tidak sesuai standar pabrikan akan menimbulkan sejumlah risiko.
“Jika tekanan terlalu keras, area kontak ban dengan aspal menjadi lebih sempit sehingga grip berkurang dan mobil terasa lebih keras saat melintasi jalan bergelombang. Sementara jika terlalu empuk, ban bisa cepat aus di sisi luar dan konsumsi bahan bakar meningkat karena beban kerja mesin lebih berat,” kata Rozi kepada Kompas.com, Kamis (18/9/2025).
Rozi menambahkan, tekanan ban yang terlalu rendah juga berpotensi membuat dinding ban cepat rusak karena menahan beban berlebih.
Dalam kondisi ekstrem, ban bisa meletus ketika mobil melaju pada kecepatan tinggi. Ia menyarankan pemilik mobil rutin mengecek tekanan angin setidaknya sebulan sekali atau sebelum perjalanan jauh.
ilustrasi tekanan udara ban.
Selain itu, perhatikan rekomendasi tekanan ban yang biasanya tertera pada stiker di pilar pintu atau buku manual kendaraan.
“Sesuaikan tekanan dengan beban kendaraan. Jika membawa penumpang penuh atau muatan berat, tekanan bisa dinaikkan sedikit sesuai anjuran pabrikan,” ujarnya.
Dengan tekanan ban yang ideal, pengemudi bisa mendapatkan keseimbangan antara kenyamanan, efisiensi bahan bakar, dan keamanan berkendara.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.