
Toyota Rangga, yang dikenal sebagai kendaraan niaga andalan Toyota, telah mengalami transformasi luar biasa berkat tangan dingin Widodo, seorang Punggawa ProRock Engineering di Solo, Jawa Tengah.
Awalnya, Widodo berencana untuk menjaga Rangga dalam kondisi standar.
Namun, rencananya berubah setelah ia memasang ban dan pelek yang membuat mobil tidak dapat berbelok.
Franggastein, modifikasi Toyota Rangga ala ProRock Engineering
"Awalnya itu mobil enggak mau saya modifikasi terlalu ekstrem, kalau bisa untuk harian. Tapi gara-gara punya ban dan pelek terus saya pasang mentok, enggak bisa belok, dari situ saya mulai potong slebor (inner fender), lama-lama jadi seperti ini," ungkap Widodo kepada Kompas.com.
Franggastein, modifikasi Toyota Rangga ala ProRock Engineering
Kehadiran Franggastein yang Unik
Inilah awal mula lahirnya Franggastein, sebuah modifikasi Toyota Rangga yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan gaya khas ProRock Engineering.
Bagian depan mobil adalah yang paling banyak diubah.
Franggastein, modifikasi Toyota Rangga ala ProRock Engineering
Meski masih memiliki siluet Rangga, wajahnya telah dirombak total.
Widodo mengganti grille dengan ciri khas FJ40 (Hard Top) dan merancang sendiri desainnya karena tidak ada Toyota dengan grille floating.
"Campur-campur, gril ciri khas FJ40 (Hard Top) pakai itu. Desain sendiri karena enggak ada Toyota yang floating (grille-nya), pisah dari bodinya," jelas Widodo.
Franggastein, modifikasi Toyota Rangga ala ProRock Engineering
Kesulitan dalam Proses Modifikasi
Widodo juga menambahkan lampu sein dari Land Cruiser seri 70, dan mengakui bahwa proses modifikasi wajah mobil ini jauh lebih menantang dibandingkan dengan sekadar modifikasi 4x4.
"Proses bikin mukanya jauh lebih susah, karena mengubah desain itu ada seninya. Kalau kurang sreg, saya ubah lagi," tambahnya.
Bagian depan mobil dibuat sepenuhnya dari pelat besi.
Franggastein, modifikasi Toyota Rangga ala ProRock Engineering
Untuk memberikan penampilan yang lebih gagah, kap mesin dibuat lebih tinggi, yang mengharuskan Widodo untuk mengganti fender kanan dan kiri agar sesuai dengan desain.
"Kap mesin saya naikkan, supaya lebih macho. Jadi itu mengikuti kap, fender pesan baru, dipotong-sambung. Saya beli kok harganya enggak mahal, sayang yang asli kalau dipotong-potong," katanya.
Mesin dan Desain Interior
Di sisi mesin, Widodo mempertahankan standar tetapi melakukan remapping setelah upgrade intercooler.
Dia mengganti ban dan pelek untuk kaki-kaki mobil, dengan rencana untuk mengganti suspensi di masa depan.
"Buat warnanya itu sudah didiskusikan, bersama mas Yos. Cuma karena banyak nat (lekukan) di mobil, susah ikutinnya (buat bikin livery), ga nyambung, jadi serba susah," ujar Widodo.
Warna dasar yang dipilih adalah off-white yang kekuningan dengan livery yang terinspirasi dari warna klasik Toyota FJ40. "Itu tuh warna-warna Toyota zaman dulu, banyak di Hard Top, sedannya Toyota zaman dulu. Bodinya juga dibongkar total dan ganti warna. Warnanya putih off-white, dia lebih ke kuning, cocok dengan tema retro," ungkap Widodo.
Untuk bagian interior, Widodo menambahkan AC yang sebelumnya tidak ada pada model standar Rangga, serta mengganti jok dengan sandaran kepala dan shifter knob.
Meski awalnya berniat mengganti setir, Widodo mengaku masih mencari yang sesuai.
Transformasi Toyota Rangga menjadi Franggastein adalah contoh nyata dari kreativitas dan dedikasi dalam dunia modifikasi otomotif.
Widodo telah menciptakan sebuah masterpiece yang tidak hanya tampil menawan, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang kuat dari desain klasik Toyota.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.Source: Transformasi Toyota Rangga Jadi Franggastein: Kreasi Modifikasi Solo