Depresiasi Mobil Listrik Indonesia: Mengapa Harta Turun Lebih Tajam?


Hyundai Ioniq 5, Wuling Air ev, depresiasi mobil listrik, mobil bekas ICE, Depresiasi Mobil Listrik Indonesia: Mengapa Harta Turun Lebih Tajam?

Depresiasi harga mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia dinilai lebih tajam dibandingkan mobil berbahan bakar bensin (ICE) maupun hybrid.

Direktur OLXmobbi, Agung Iskandar, menjelaskan bahwa penurunan harga mobil ICE atau hybrid bekas relatif stabil di kisaran 10–15 persen.

Namun, untuk mobil listrik bekas, depresiasinya bisa mencapai hampir dua kali lipat.

Hyundai Ioniq 5, Wuling Air ev, depresiasi mobil listrik, mobil bekas ICE, Depresiasi Mobil Listrik Indonesia: Mengapa Harta Turun Lebih Tajam?

Mobil listrik bekas Hyundai Kona Electric

Menurutnya, salah satu penyebab utama kondisi tersebut adalah siklus produk yang berlangsung singkat. “Mobil baru cenderung keluar modelnya sangat cepat. Setiap kali keluar model baru, harganya turun dengan penambahan teknologi yang lebih baru. Jadi yang mau beli mobil bekas kadang mikir dua kali ambil bekas atau ambil baru,” ujarnya dalam gelaran Astra Media Day 2025, Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Selain itu, akses pembiayaan juga masih menjadi kendala.

Ia menuturkan bahwa pembelian mobil bekas ICE maupun hybrid di Indonesia masih terbagi rata antara tunai dan kredit.

Namun, kondisi tersebut berbeda pada mobil listrik. “Untuk mobil bekas ICE, kurang lebih splitnya 50-50 antara cash dan kredit. Tapi untuk mobil listrik bekas, hampir nggak ada multifinance yang berani membiayai,” tutur Agung.

Keterbatasan itu turut tecermin dari pasar mobil listrik bekas yang hingga kini masih kecil.

Data OLX mencatat bahwa iklan BEV bekas baru sekitar 1 persen dari total listing, dengan dominasi Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV.

Hyundai Ioniq 5, Wuling Air ev, depresiasi mobil listrik, mobil bekas ICE, Depresiasi Mobil Listrik Indonesia: Mengapa Harta Turun Lebih Tajam?

Direktur OLXmobbi, Agung Iskandar dalam gelaran Astra Media Day 2025, Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Chief Commercial Officer OLX, Arief Iskandar, menambahkan bahwa mobil listrik bekas saat ini umumnya hanya banyak ditemui di kota-kota besar. “Di Jakarta saja iklannya baru sekitar 1,5 persen. Begitu masuk ke Bandung atau Surabaya, angkanya bahkan tidak sampai 1 persen,” ungkap Arief dalam kesempatan terpisah.

Arief menilai fenomena ini masih wajar, mengingat tren kepemilikan mobil listrik di Indonesia baru mulai berkembang dalam dua hingga tiga tahun terakhir.

Sebagian besar konsumen masih berada di tahap awal kepemilikan sehingga belum memiliki rencana menjual.

Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan utama tetap ada pada harga jual kembali. “Sebelumnya harga jual Ioniq 5 atau Air EV cukup stabil. Tapi sejak setahun terakhir, banyak model baru dengan fitur lebih lengkap dan harga lebih murah. Ini membuat harga mobil listrik bekas turun lebih cepat,” jelasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.

Source: Depresiasi Mobil Listrik Indonesia: Mengapa Harta Turun Lebih Tajam?

Postingan Terkait

Categories

Tags

© TopCarNews Network. All Rights Reserved. Designed by TopCarNews