Bahan Bakar Campur Etanol Apakah Berbahaya Bagi Mesin? Ini Penjelasan Pakar

OtoHub.co Hingga kini masih heboh soal belum adanya kesepakan antara operator bahan bakar swasta kayak Shell, Vivo, BP-AKR dan sebagainya, membeli base fuel dari Pertamina akibat dampak dari kuota BBM mereka yang sudah habis.
Padahal awalnya BP dan Vivo sudah menyepakati akan membeli 40.000 barrel dari Pertamina, namun kemudian diberitakan batal lantaran ada kandungan etanol 3,5% pada base fuel yang mau dibeli.
Lantas beredar narasi kalau bahan bakar yang sudah dicampur etanol tersebut secara kualitas akan menurun, benar kah?
Padahal penggunaan etanol ini sudah jamak diterapkan di banyak negara, seperti di Amerika, Brazil, Asia, Afrika hingga Eropa.
Etanol yang istilah kimianya ethyl alcohol dengan rumus C2H5OH ini digunakan pada bahan bakar untuk meningkatkan nilai oktan.
"Etanol murni punya nilai RON sekitar 110 sampai 120. Jika dicampurkan misalnya 5% saja, maka bisa menaikkan angka oktan sekitar 5,5," terang Dr. Ing. Ir. Tri Yus Widjajanto Zaenuri, pakar konversi energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dr. Ing. I Tri Yuswidjajanto Zaenuri
Dengan naiknya nilai oktan bahan bakar tersebut, tentu dampak positifnya akan membuat mesin jadi lebih tahan terhadap detonasi atau ngelitik. Wah, mestinya bagus dong?
Benar, namun penggunaan etanol ini juga ada dampak negatifnya loh.
Dikutip dari laman longdom.org, David Rumbero dari Departemen Kimia Organik, Kampus Miguel Delibes, Universitas Valladolid, Valladolid, Spanyol, menyebutkan bahwa etanol memiliki kelemahan tidak sepadat energi bensin.
Dengan kata lain etanol memiliki kandungan energi (nilai kalor) yang lebih rendah dibandingkan bensin.
Sehingga ketika dicampurkan dengan bensin, tentu akan membuat nilai kalor keseluruhan jadi agak turun, ini sedikit tidaknya bisa mempengaruhi efisiensi.
"Dari satu sisi etanol ini bisa membuat oktan naik, namun di sisi lain nilai kalornya turun," ucap Prof. Yus, sapaan akrab Tri Yus Widjajanto.
Selain itu, etanol ini mudah bereaksi dengan oksigen, sehingga membuat bahan bakar yang mengandung etanol ini kadar oksigennya akan lebih tinggi.
"Jadi kalau bahan bakar sudah mengandung etanol, sudah ada oksigennya kan di dalam bahan bakar. Maka kalau settingan air fuel ratio-nya (AFR) tidak diubah, berarti udaranya kan jadi tambah banyak," jelas Prof. Yus, sapaannya.
Artinya, lanjut Prof. Yus, pembakaran akan jadi miskin karena lebih banyak udara ketimbang bahan bakar.
"Kalau pembakaran miskin memang secara konsumsi bahan bakar bisa lebih hemat, tapi akan membuat mesinnya (lebih) panas dan performanya kurang," terangnya lagi.

Pembakaran yang terlalu miskin bahan bakar akan membuat mesin cepat panas
Namun sisi positif penggunaan etanol ini adalah menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih ramah lingkungan dibanding bensin murni.
Karena etanol sifatnya lebih mudah terbakar dan hasil pembakarannya lebih bersih dibanding bensin murni.
Dengan kata lain bila dicampur dengan bensin murni, akan membuat emisi gas buang dari mesin kendaraan yang mengkonsumsinya akan lebih ramah lingkungan dibanding pakai bensin tanpa etanol.
Oiya, etanol ini kata Prof. Yus mulai digunakan sebagai campuran bensin secara luas sekitar tahun 2010.
"Di negara lain seperti di Amerika dan Brazil, (penggunaan etanol) tidak ada masalah karena ada batas usia penggunaan kendaraan," ungkapnya.
Sebab, lanjutnya, mobil-mobil lama itu dibatasi karena material yang dipakai belum tentu compatible sama etanol.
"Contoh misalnya sil-sil atau gasket. Karena nanti bila pakai bahan bakar yang ada etanolnya, akan muncul masalah pada komponen-komponen tersebut," bilangnya lagi.
Makanya di sana kata Prof. Yus tidak ada kendala soal pemakaian bahan bakar dengan campuran etanol.
"Nah, sementara di Indonesia kan gak ada aturan itu (pembatasan usia pakai kendaraan). Usia kendaraan berapa pun masih dibolehkan digunakan oleh masyarakat."
"Jadi ketika terjadi ketidak kompatibelan atau incompatible antara bahan bakar dengan material yang digunakan pada kendaraan, maka pasti akan jadi masalah itu. Trus nantinya yang disalahkan bahan bakarnya," tukas Prof. Yus.
Source: Bahan Bakar Campur Etanol Apakah Berbahaya Bagi Mesin? Ini Penjelasan Pakar