Etanol di BBM: Penjelasan Pakar, Dampak ke Mesin, dan Biaya Produksi

Penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar di Indonesia terus menjadi perbincangan. Meski di banyak negara maju hal ini sudah lumrah, penerapannya di Tanah Air masih menyisakan pro dan kontra.
Belum lama ini, para Badan Usaha penyedia BBM swasta, seperti Vivo dan BP, batal membeli base fuel dari Pertamina karena adanya kandungan etanol 3,5 persen pada base fuel tersebut. Sementara pihak Shell, mengaku masih dalam tahap negosiasi dan pembahasan, belum mengambil keputusan.
"Mereka itu kan SPBU, SPBU itu kan jual bahan bakar yang ditambahkan aditif. Namanya, deposit control additive, untuk menjaga kebersihan mesin," ujar Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga pakar bahan bakar dan pelumas, Tri Yuswidjajanto, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Toyota berkolaborasi dengan Pertamina dan Sera untuk uji bioetanol E10
"Sehingga, mereka ada yang mengeklaim bahwa bahan bakarnya bisa menjaga kebersihan mesin hingga 80 persen atau berapa pun. Nah, kalau bahan bakar itu mengandung etanol, maka aditif itu butuh lebih banyak. Itu akan berpengaruh terhadap biaya produksi," kata Yuswidjajanto.
Yuswidjajanto menambahkan, jika harga jualnya tidak diubah atau dinaikkan, berarti bisa menggerus margin. Tapi, menurutnya, sikap yang diambil oleh para Badan Usaha penyedia BBM swasta tersebut hanyalah alasan agar ditambahkan kuota impornya.
"Tapi, kan sebelumnya sudah ditawarkan. Oke, kita (pemerintah) kasih kuota impor lagi, tapi kalian (penyedia BBM swasta) jangan cuma jualan di kota besar di Jawa. Jual di luar Jawa, karena di luar Jawa itu distribusi bahan bakarnya belum rata," kata Yuswidjajanto.
SPBU Vivo.
"Kebutuhannya tinggi, sehingga di SPBU itu antreannya mengular. Sebenarnya, walaupun base fuel-nya menggunakan etanol, kinerjanya mau diperbaiki. Bisa, perbaiki saja pakai aditif," ujar Yuswidjajanto.
Yuswidjajanto mengatakan, dengan ditambahkan aditif, karena nilai kalor dari etanol hanya sekitar 67 persen dari volume bensin, jadi pasti dengan pencampuran 3,5 persen akan lebih boros sedikit.
SPBU BP di Gading Serpong, Tangerang
Meski begitu, menurut Yuswidjajanto, masalah etanol bukanlah sesuatu yang tak bisa diatasi. Selama penambahan aditif dilakukan secara tepat, dampaknya terhadap mesin maupun konsumsi bahan bakar bisa diminimalisir.
Source: Etanol di BBM: Penjelasan Pakar, Dampak ke Mesin, dan Biaya Produksi