
JAKARTA, KOMPAS..com – Pemerintah berencana mewajibkan bensin dicampur dengan etanol 10 persen atau E10. Etanol merupakan alkohol yang berasal dari bahan nabati seperti tebu atau singkong.
Campuran bensin 90 persen dengan etanol 10 persen ini disebut untuk mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap impor.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mengatakan, Presiden RI, Prabowo Subianto telah menyetujui rencana tersebut.
“Kemarin malam sudah kami rapat dengan Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatori 10 persen etanol (E10),” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pakar bahan bakar serta pelumas, mengatakan, ada hal positif dan negatif mengenai penggunaan etanol pada BBM.
"Pertama, pengaruh positifnya menaikkan oktan. Kedua, berkontribusi mengurangi emisi CO2," ujar Yuswidjajanto, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Yuswidjajanto menambahkan, etanol berasal dari tumbuh-tumbuhan, jadi menyerap CO2. Diolah menjadi bahan bakar, dipakai di kendaraan, dan menghasilkan CO2 lagi.
Ilustrasi SPBU Pertamina, yang beroperasi di bawah PT Pertamina Patra Niaga (PPN). Tiga bisnis hilir Pertamina yakni PT Pertamina Patra Niaga (PPN), PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS) bakal dilebur jadi 1 entitas bisnis baru sebelum Desember 2025.
"Jadi, siklusnya kan pendek ya. Maka itu, disebut sebagai carbon neutral, tidak menambahkan CO2 di udara," kata Yuswidjajanto.
Namun demikian ada juga kemungkinan dampak yang kurang baik dari penggunaan etanol pada bahan bakar.
"Kalau untuk kendaraan modern, itu hampir semua memastikan bahwa kendaraannya siap untuk menggunakan etanol sampai 20 persen. Tapi, di Indonesia kan tidak ada pembatasan usia pakai kendaraan," ujarnya.
"Kendaraan dari dulu sampai sekarang juga masih banyak di jalan. Artinya, materialnya belum tentu compatible dengan etanol. Misalnya, silnya, selang-selangnya, nanti jangan-jangan melar," kata Yuswidjajanto.
Jagung sebagai komoditas unggulan Provinsi Gorontalo akan ditanam di lahan sekitar Gorontalo Outer Ring Road (GORR) di Kabupaten Gorontalo. Jalan yang ramai ini akan menjadi etalase produk pertanian andalan daerah ini.
Selain itu, kondisi iklim di Indonesia yang lembab turut berpengaruh. Pasalnya, etanol memiliki sifat hidroskopis, menarik uap air.
"Kadar airnya di dalam bahan bakar itu, karena penjualannya mungkin yang lambat, akan naik terus. Jadi, kalau dasar airnya itu sampai lebih dari 1 persen, muncul air bebas. Air yang mengendap di dasar tangki," ujarnya.
"Kalau ada air bebas, etanol itu lebih suka bereaksi dengan air. Jadi, etanolnya ikut turun. Kalau etanolnya ikut turun, berarti RON-nya akan turun," kata Yuswidjajanto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.Source: Etanol di BBM: Ini Kata Pakar Soal Dampak Baik dan Buruknya