Segmen Niaga Tertekan, Gaikindo Dorong Kebijakan Pro-Investor

— Lesunya penjualan kendaraan niaga sepanjang semester I/2025 menandakan adanya tekanan serius di pasar otomotif, terutama pada segmen yang sangat bergantung pada geliat sektor riil seperti proyek infrastruktur dan komoditas.
Data menunjukkan penurunan signifikan di hampir semua kategori kendaraan niaga.
Merespons situasi ini, Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menekankan pentingnya konsistensi kebijakan pemerintah untuk menjaga kepercayaan investor dan pelaku industri otomotif, khususnya di sektor kendaraan komersial.
"Kita butuh kebijakan yang sustain, jangka panjang. Karena mobil, terutama kendaraan niaga, tidak cukup lima atau sepuluh tahun. Kita perlu kebijakan yang bisa bertahan sampai 20–30 tahun ke depan," kata Kukuh saat ditemui dalam ajang GIIAS 2025 di ICE BSD City, Kamis (31/7/2025).
Menurut Kukuh, investasi di sektor otomotif, termasuk kendaraan niaga, hanya akan tumbuh jika didukung oleh iklim regulasi yang stabil dan berpihak pada industri.
Ia mengingatkan bahwa kendaraan komersial sangat berperan dalam menunjang logistik dan kegiatan ekonomi lainnya.
Truk Isuzu Giga
"Kalau ada kepastian, para investor juga akan percaya untuk menanamkan modal dalam jangka panjang," ujarnya.
Data Gaikindo menunjukkan penurunan penjualan kendaraan niaga secara wholesale di semester I/2025, termasuk di segmen pikap dan truk ringan.
Penurunan ini dikaitkan dengan melambatnya sejumlah proyek konstruksi serta lesunya harga komoditas tambang yang selama ini menopang permintaan armada berat.
Namun Kukuh tetap optimistis. Ia berharap ada potensi pemulihan atau rebound di semester II/2025 jika kondisi ekonomi membaik dan pemerintah mengambil langkah konkret yang mendukung industri.
“Kita harapkan ada rebound di semester dua, lebih baik dari semester satu. Tapi tentu sangat bergantung pada arah kebijakan dan perkembangan ekonomi ke depan,” ujar Kukuh.