Jangan Tertukar, Kenali Bedanya Kerusakan Aki dan Alternator

Banyak pemilik kendaraan langsung menyalahkan aki ketika mobil sulit dinyalakan. Padahal, penyebab motor dan mobil tidak bisa menyala bisa beragam.
Menurut Rahmat Tirta, pemilik toko spesialis aki ‘Bagus Battery’ di Depok, salah satu masalah ini bisa berasal dari dinamo amper atau alternator.
“Kalau lampu indikator aki di dasbor menyala terus, itu biasanya bukan akinya yang rusak. Masalahnya ada di dinamo amper, karena pengisiannya kecil,” ujar Tirta kepada Kompas.com, belum lama ini.
macam aki mobil
Alternator yang tidak bekerja optimal membuat aki dipaksa menyuplai listrik tanpa ada pemasukan yang cukup.
Dampaknya, aki cepat tekor dan mobil bisa mogok mendadak di jalan. Idealnya, tegangan pengisian dari alternator berada di kisaran 13,5 sampai 14,5 volt.
Sementara itu, kerusakan aki biasanya terasa saat kendaraan diparkir lama. Begitu distarter, bunyinya terdengar berat, hanya “ngeden”, atau bahkan gagal mengangkat mesin.
Proses pemeriksaan aki mobil di Berkah Aki Jaya
“Kalau seperti itu, berarti akinya yang lemah, bukan alternator,” ucap Tirta.
Kini, kendaraan terbaru banyak dilengkapi voltmeter yang memudahkan pemilik mengecek kondisi kelistrikan.
Tegangan normal aki saat standby ada di angka 12–13 volt, dan boleh turun ke 11 volt saat distarter.
Namun, jika hanya dikontak sudah langsung turun ke 10 volt atau lebih rendah, tandanya aki mulai melemah.
Aki motor sebaiknya dilepaskan jika tidak digunakan dalam waktu lama.
“Kalau drop sampai 6 atau 7 volt saat distarter, itu artinya aki sudah parah. Starternya pasti berat, mobil pun sulit hidup,” kata Tirta.
Memahami perbedaan ini penting agar pemilik kendaraan tidak salah langkah. Jangan sampai mengganti aki yang masih sehat, padahal yang bermasalah ada di alternator.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.