Dana Rp 200 Triliun Himbara Berpotensi Dorong Pembiayaan Motor Listrik

Pengamat otomotif dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, menilai dana Rp 200 triliun yang ditempatkan pemerintah di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) berpotensi menjadi instrumen penting dalam pembiayaan motor listrik.
Namun, realisasinya sangat bergantung pada strategi perbankan sekaligus regulasi teknis yang diterbitkan pemerintah.
“Secara teknis, dana tersebut tergantung strategi bank BRI, Mandiri, BNI, atau BTN yang akan memutarkan uang ini di pasar,” ujar Martin kepada Kompas.com, Senin (29/9/2025).
“Tentu saja berpotensi dialokasikan untuk pembiayaan motor listrik, tetapi hanya jika pemerintah menerbitkan kebijakan teknis yang mengarahkan alokasi khusus untuk sektor ini,” kata dia.
ilustrasi. BI dan OJK optimistis penempatan dana Rp 200 triliun di lima bank BUMN akan memperkuat likuiditas, mendorong kredit, sekaligus memberi ruang penurunan bunga pasar.
Menurut Martin, salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah mengintegrasikan motor listrik ke dalam skema pembiayaan produktif seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Namun, perlu ada revisi aturan agar kendaraan listrik bisa dikategorikan sebagai modal tetap UMKM.
“Jadi, kalau mau jalan, kunci keberhasilannya ada pada kolaborasi antara Kemenkeu, Kemenperin, dan Himbara untuk menciptakan skema yang memadukan akses keuangan, jaminan pemerintah, dan ekosistem produktif, bukan sekadar subsidi harga semata,” ucap Martin.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (22/9/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp321,6 triliun atau 1,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Agustus 2025.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa dana Rp 200 triliun tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito dan tidak akan ditarik selama enam bulan ke depan.
Alokasi penyalurannya sepenuhnya diserahkan kepada Himbara, baik untuk program pemerintah maupun kebutuhan pembiayaan lainnya.
Langkah ini lantas memunculkan desakan dari kalangan industri.
Di bawah naungan PT Baterai Listrik Motorindo, sebuah merek motor listrik baru bernama eMOA meluncur ke pasaran
Founder sekaligus CEO Tangkas Motor Listrik, Agung Pamungkas, menilai dana jumbo itu semestinya juga diarahkan untuk mendukung pembiayaan kredit motor listrik. “Bank Himbara ini belum sama sekali mencairkan kredit motor listrik. Padahal pasar motor listrik di Indonesia peminatnya sedang naik,” ujar Agung yang akrab disapa Don Papank kepada Kompas.com belum lama ini.
Agung yang juga Dewan Penasihat Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) menambahkan bahwa kredit motor listrik bukan hanya akan memperluas akses masyarakat pada kendaraan ramah lingkungan, tetapi juga memberi efek berganda bagi perekonomian nasional. “Pelaku ekonomi mikro itu adalah masyarakat pada umumnya. Masyarakat kita kan menggunakan motor listrik. Dan ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk green energy,” ujar Don Papank.
“Ya, ini kami dorong agar Himbara mau duduk bareng pengusaha mikro, dalam hal ini para produsen motor listrik,” kata dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.