Curhat Pemilik Toyota Rush 2021, Bandel Tapi Suspensi Keras

JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota Rush tetap menjadi salah satu SUV keluarga yang digemari di Indonesia.
Meskipun popularitasnya tinggi, pengalaman pemilik bisa sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan dan ekspektasi masing-masing individu.
Setyo Adi pemilik Toyota Rush 2021
Setyo Adi, seorang pemilik Toyota Rush AT TRD tahun 2021, membagikan pengalaman berharga setelah beberapa tahun menggunakan mobil ini.
Setyo membeli Rush saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, di mana pemerintah memberikan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). “Beli Rush ini pas ada diskon PPNBM. Waktu itu rasanya kalau enggak ambil mobil sekarang, enggak bakal bisa beli mobil. Pilihan model yang kena diskon juga enggak banyak, jadi langsung ambil Rush. Enggak pakai nyoba,” ungkapnya kepada Kompas.com pada Sabtu (20/9/2025).
Kelebihan
Toyota Rush GR Sport masih dibekali sistem penggerak roda belakang (RWD)
Salah satu alasan utama Setyo memilih Toyota Rush adalah pengalaman positif dengan generasi sebelumnya yang dimiliki oleh ayahnya. “Dulu pernah pakai Rush yang konde, jadi mikirnya enggak lama. Istri juga cuma pilih warna. Tapi beberapa tahun kemudian agak nyesel kenapa enggak coba dulu waktu itu,” tambahnya.
Meski begitu, Setyo mengakui bahwa Rush bisa diandalkan untuk perjalanan jauh.
Ia telah menjelajahi berbagai lokasi, mulai dari Jakarta ke Palembang hingga Jogja, tanpa menghadapi kendala yang berarti. “Beneran bandel. Kapasitas 7 penumpang juga kepakai banget karena saya sering jalan sama keluarga besar,” ujarnya.
Kekurangan Suspensi
Toyota Rush GR Sport facelift
Namun, Setyo juga tidak menutup mata terhadap sejumlah kekurangan yang ada pada Toyota Rush.
Menurutnya, salah satu kelemahan terbesar adalah kualitas suspensinya. “Minusnya, suspensi kayak gerobak, nyaman jelas tidak. Audio ketinggalan zaman. Kualitas bahan juga jelek, masuk tahun ketiga sudah banyak mengelupas dan goyang. Kalau dipikir-pikir, harganya mahal juga,” ungkapnya.
Meskipun demikian, biaya kepemilikan Rush tergolong ringan di awal.
Toyota Rush facelift 2024
Servis gratis berlaku hingga tahun ketiga, dan setelah itu, penggantian aki kering hanya memerlukan biaya sekitar Rp 1 juta.
Biaya perawatan berkala setiap 6–7 bulan tercatat sekitar Rp 896.844 hingga Rp 1.089.152, dengan estimasi servis berikutnya pada usia 48 bulan diperkirakan sekitar Rp 2 juta karena disarankan untuk mengganti oli transmisi otomatis.
"Baru keluar biaya perawatan rutin dua kali. Pajaknya sekitar Rp 4 juta per tahun. Bensin seminggu Rp 350 ribuan untuk jarak 250–280 km," kata Setyo.
Ia juga sempat memperbaiki bodi akibat tabrakan dengan biaya sekitar Rp 2 juta.
Untuk asuransi, setelah cicilan lunas, biaya komprehensif sekitar Rp 5 juta dan turun menjadi Rp 4 juta per tahun.
Jadi Opsi Keluarga
Meski terdapat keterbatasan, Setyo menilai bahwa Toyota Rush adalah mobil yang tepat bagi dirinya dan keluarganya. “Bukan yang terbaik memang, tapi terbaik yang bisa dimiliki dengan segala kekurangannya,” ucap dia.
Pengalaman Setyo Adi menggambarkan bahwa Toyota Rush, meskipun memiliki beberapa kelemahan, tetap menjadi pilihan yang layak untuk keluarga yang membutuhkan kendaraan yang bisa diandalkan untuk berbagai keperluan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.