Mengapa Bioetanol Disebut BBM Masa Depan?

Ilustrasi BBM biofuel / bioetanol
Ilustrasi BBM biofuel / bioetanol

 Dunia sedang bergerak menuju era energi bersih. Ketika cadangan minyak bumi makin menipis dan dampak perubahan iklim semakin terasa, bahan bakar nabati seperti bioetanol mulai mendapat perhatian besar sebagai solusi masa depan.

Peneliti Teknik Pangan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung, Ronny Purwadi menjelaskan bahwa bioetanol bukan hal baru dalam sejarah otomotif.

“Jauh sebelum bensin mendominasi, mobil Ford T produksi tahun 1908 hingga 1927 sebenarnya sudah menggunakan etanol sebagai bahan bakar,” ujarnya dalam acara diskusi yang digelar di Jakarta, dikutip VIVA Otomotif Senin 20 Oktober 2025.

Bioetanol sendiri merupakan etanol yang dihasilkan dari biomassa seperti tebu, singkong, sorgum, atau limbah pertanian. Prosesnya dilakukan melalui fermentasi dan pemurnian hingga menghasilkan cairan beroktan tinggi yang cocok digunakan pada mesin bensin.

Ilustrasi pohon tebu.

Ilustrasi pohon tebu.

Dengan nilai Research Octane Number (RON) yang mencapai 108 hingga 113, bioetanol mampu memberikan pembakaran yang lebih sempurna dan emisi karbon yang lebih rendah dibanding bensin biasa.

Menurut Ronny, potensi bahan baku bioetanol di Indonesia sangat besar. Negara ini memiliki sumber daya melimpah, mulai dari molase tebu yang bisa menghasilkan sekitar 250 liter etanol per ton hingga singkong yang menghasilkan sekitar 180 liter per ton.

Sementara di luar negeri, Brasil menggunakan nira tebu, Amerika Serikat mengandalkan jagung, dan Eropa memproduksi etanol dari gandum maupun kentang.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan penggunaan BBM E10, yakni campuran 10 persen etanol dengan 90 persen bensin, sebagai tahap awal untuk mengurangi impor bahan bakar dan menekan emisi gas rumah kaca.

Dalam penelitian ITB tahun 2023, penggunaan campuran E20 bahkan terbukti mampu menurunkan emisi karbon monoksida hingga 22 persen sekaligus meningkatkan efisiensi mesin sekitar lima persen.

Di tingkat global, Brasil menjadi contoh sukses penerapan etanol sebagai bahan bakar utama. Lebih dari 80 persen kendaraan di negara itu sudah menggunakan teknologi flexy-fuel, yang memungkinkan penggunaan etanol murni maupun campuran.

VW Kombi

VW Kombi

India dan Thailand juga mulai mengembangkan program serupa dengan dukungan pemerintah dan insentif bagi petani bahan baku.

Ronny menilai kunci keberhasilan pengembangan bioetanol di Indonesia terletak pada kolaborasi lintas sektor. “Yang penting adalah insentif, kesiapan industri, dan rantai pasok yang terintegrasi antara pertanian dan energi,” tuturnya.

Dari sisi lingkungan, bioetanol dinilai jauh lebih ramah. Pembakarannya menghasilkan emisi CO₂ yang bisa 50 hingga 70 persen lebih rendah dibanding bensin fosil. Bahkan, karena dihasilkan dari tanaman yang menyerap karbon selama masa tumbuh, bioetanol disebut carbon-neutral.

Meski demikian, Ronny mengingatkan adanya risiko seperti deforestasi jika pengembangan bahan baku tidak dikendalikan. Oleh sebab itu, riset di ITB berikutnya berfokus pada etanol generasi kedua dan ketiga, yakni yang dihasilkan dari limbah pertanian serta mikroalga

Source: Mengapa Bioetanol Disebut BBM Masa Depan?

Postingan Terkait

Categories

Tags

© TopCarNews Network. All Rights Reserved. Designed by TopCarNews