Apa Benar Busi Berperan Terhadap Efisiensi Bahan Bakar Mobil?

Busi, Komponen Kecil yang Punya Peran Vital
Bagi pengguna mobil yang merasa konsumsi bahan bakar (BBM) lebih boros dibanding biasanya, jangan menunda melakukan perawatan berkala dan mengecek kondisi beberapa komponen.
Salah satu komponen yang wajib diperiksa adalah busi, karena sangat mungkin masalah BBM boros disebabkan kondisi busi yang sudah tidak optimal.
Penting diketahui, sistem pembakaran yang baik membuat performa kendaraan lebih optimal. Hal tersebut tidak lepas dari tiga faktor penting, yakni campuran udara, bahan bakar, dan percikan api dari busi.
Artinya, busi memiliki peran vital, baik dalam menjaga performa mesin agar selalu optimal maupun terkait efisiensi bahan bakar kendaraan, karena berfungsi memberikan pembakaran yang sempurna.
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax dan pertalite di SPBU Asaya, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/2/2025). Kementerian ESDM akan membentuk tim untuk memberi kepastian spesifikasi bahan bakar minyak (BBM) sebagai respons kekhawatiran masyarakat terkait beredarnya Pertalite (RON 90) yang dioplos menjadi Pertamax (RON 92).
Menurut Ibrohim, Foreman Nissan Bintaro, busi kendaraan yang lama tidak diganti akan mengalami penurunan performa dalam memercikkan bunga api. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kinerja mesin dan konsumsi bahan bakar.
“Busi yang lama tidak diganti akan mengalami penurunan performa. Busi baru biasanya bisa memercikkan bunga api yang besar, sedangkan yang sudah jelek tidak mampu memercikkan bunga api sebesar busi baru,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Besar kecilnya bunga api yang dihasilkan busi, akan berdampak pada cepat atau lambatnya campuran bensin dan udara terbakar di ruang bakar. Jika busi tidak lagi optimal, proses pembakaran tidak akan sempurna.
Dalam kondisi pembakaran yang tidak sempurna, Ibrohim menjelaskan, dampaknya adalah tenaga mesin menjadi tidak maksimal.
Akibatnya, tidak semua bensin terbakar dan justru terbuang sia-sia, sehingga membuat konsumsi BBM lebih boros.
Seiring pemakaian busi mobil bisa kotor dan harus dibersihkan
Hal ini juga pernah dijelaskan oleh Diko Oktaviano, Aftermarket Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia (NMI), pemasar busi NGK. Menurutnya, busi memang berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar, tetapi korelasinya lebih kepada jarak tempuh kendaraan.
Efisiensi Berdasarkan Jarak
Diko menjelaskan, peran utama busi adalah membakar campuran bahan bakar dan udara. Dari sisi teknis, efisiensi busi lebih berkaitan dengan jarak tempuh kendaraan.
“Efisiensi dalam hal teknis busi bukan mengarah pada jumlah BBM yang dikeluarkan kendaraan, tetapi optimalisasi jarak tempuh. Peran busi yang dimaksud juga terkait materialnya,” kata Diko.
Soal material busi, menurut Diko, memang ada perbedaan signifikan antara busi berbahan nikel dengan yang berbahan logam mulia seperti iridium.
Ilustrasi Pertamax Pertamina.
Busi iridium jelas lebih unggul dibanding busi berbahan nikel. Hasilnya, mampu membuat pembakaran lebih optimal yang berdampak pada tenaga mesin serta konsumsi BBM.
“Ibaratnya, kalau busi nikel 1 liter bensin hanya cukup untuk 10 km, maka busi berbahan logam mulia bisa membuat jaraknya naik menjadi 12-13 km. Inilah yang dimaksud dengan efisiensi pada busi. Bukan berarti dengan busi bagus bensin yang keluar dari tangki makin sedikit,” ucap Diko.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.