Penjelasan Kasus Orang Meninggal dalam Mobil yang Parkir Lama dengan AC Menyala
Beberapa kali, muncul berita viral mengenai orang meninggal di dalam mobil yang terparkir lama dengan kondisi mesin serta AC (air conditioner/penyejuk udara) menyala. Anggapan bahwa penyebabnya adalah keracunan AC ternyata salah.
Auto2000, jaringan diler dan bengkel resmi Toyota di Indonesia, menyebut berdiam diri di dalam mobil yang terparkir lama dengan kondisi tersebut memang menyimpan risiko bahaya.
“AutoFamily harus waspada dan paham keselamatan berkendara tak hanya saat mobil bergerak di jalan, tetapi juga saat mobil diam di lokasi parkir khususnya ketika mesin menyala,” ucap Chief Marketing Auto2000 Yagimin melalui keterangan resmi pada Rabu (30/4/2025).
Risiko bahaya muncul karena adanya potensi keracunan carbon monoksida (CO), menurut Auto2000, bukan karena keracunan udara AC seperti pemahaman umum yang berkembang selama ini. Carbon monoksida sendiri merupakan gas sisa pembakaran mesin yang dikeluarkan lewat knalpot.
Gas berbahaya ini bisa saja masuk ke kabin lewat beberapa titik, ketika mesin dan AC menyala saat mobil terparkir lama.
Beragam ‘pintu’ masuk carbon monoksida ke kabin antara lain saluran ventilasi udara, karet-karet pintu yang kondisinya sudah kurang baik, saluran air-duct yang berfungsi mengurangi tingkat kekedapan udara sehingga pintu mudah ditutup, atau pun karet-karet jalur wiring harness area kabin dan tutup karet pembuangan air.
Runyamnya, gejala keracunan carbon monoksida kadang sulit disadari dengan cepat karena mirip dengan tanda-tanda orang mengalami kelelahan.
Gejala-gejalanya ialah badan lemas, perasaan mengantuk, maupun sakit kepala. Pada tahap selanjutnya, gejala dapat meningkat menjadi mual, muntah, sakit pada dada, hingga berhalusinasi.
Kalau kadar carbon monoksida di darah sudah tinggi, kesadaran bisa hilang dan dapat berujung pada kematian. Gejala-gejala yang tersamarkan itu membuat seseorang mungkin baru sadar keracunan carbon monoksida saat sudah terlambat.
Badannya sudah telanjur lemas untuk membuka mobil dan berteriak. Bisa pula, korban tidak tertolong karena menghirup gas beracun tersebut ketika tidur dalam mobil yang parkir dalam kondisi mesin plus AC menyala.
“Yang terpenting adalah tindakan pencegahan dengan memastikan setiap saluran ventilasi memiliki karet-karet dan katup yang berfungsi dengan baik, juga melakukan perawatan pada kendaraan agar dapat menjaga emisi gas buang tetap di bawah ambang batas yang telah ditentukan,” tukas Yagimin. [Xan]