Penjelasan Ahli Soal Harga dan Kualitas BBM: Indonesia vs Malaysia

Harga dan kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia sering dibandingkan dengan Malaysia.
Padahal, kedua negara sama-sama memiliki produksi minyak mentah.
Namun, kenyataannya harga di Malaysia relatif lebih murah dan kualitas produk lebih konsisten, sementara Indonesia menghadapi tantangan yang lebih kompleks.
Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus pakar bahan bakar dan pelumas, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menjelaskan perbedaan mendasar antara keduanya.
Menurutnya, Malaysia berstatus sebagai negara net eksportir, sementara Indonesia justru sudah lama menjadi net importir minyak. "Kondisi ini membuat struktur harga dan kebijakan BBM di kedua negara berbeda sejak awal," kata Tri kepada Kompas.com, Jumat (26/9/2025).
Selain itu, faktor geografis juga turut menentukan.
Malaysia hanya terdiri dari dua daratan besar, sedangkan Indonesia berupa kepulauan luas yang memerlukan biaya distribusi lebih tinggi. "Di Indonesia, untuk menjamin pasokan, harus ada terminal dan depo BBM di berbagai wilayah. Ini menambah ongkos logistik yang akhirnya berpengaruh pada harga," ujarnya.
Dari sisi infrastruktur, kilang minyak di Malaysia lebih modern dan efisien.
Hal ini membuat produk BBM yang dihasilkan cenderung lebih berkualitas.
Sementara Indonesia masih mengandalkan kilang lama yang kapasitasnya terbatas. "Modernisasi kilang menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia," kata Tri.
Jumlah penduduk juga menjadi faktor signifikan.
Ilustrasi depot minyak milik Petronas.
Malaysia dengan sekitar 32 juta jiwa memiliki kebutuhan BBM yang jauh lebih kecil dibanding Indonesia yang penduduknya mencapai lebih dari 230 juta.
Selain itu, tidak adanya batasan usia kendaraan di Indonesia membuat permintaan BBM harus mencakup produk beragam, dari RON rendah hingga tinggi.
Dari sisi fiskal, beban pajak di Indonesia juga lebih besar.
Konsumen harus menanggung PPN sebesar 11 persen dan PBBKB 5–10 persen.
Sedangkan di Malaysia, harga jual BBM relatif lebih rendah karena kebijakan pajak dan subsidi per liter yang lebih besar.
Saat ini, harga BBM di Malaysia per 25 September 2025 adalah sebagai berikut:
- RON95 di Shell, Petronas, dan Total sekitar RM 2,05 per liter (~Rp 7.175/liter), subsidi khusus warga Malaysia menjadi RM 1,99 per liter (~Rp 6.965/liter).
- RON97 di semua merek sekitar RM 3,21 per liter (~Rp 11.235/liter).
- Diesel sekitar RM 2,93 per liter (~Rp 10.255/liter).
- Untuk non-warga yang membeli RON95, harga non-subsidi diperkirakan RM 2,60 per liter (~Rp 9.100/liter).
Bandingkan dengan harga Pertalite di Indonesia sekitar Rp 10.000/liter dan Pertamax Rp 12.850/liter, maka perbedaan harga terlihat jelas meski skala dan subsidi berbeda.
Meski begitu, secara total Indonesia tetap mengeluarkan subsidi lebih tinggi lantaran konsumsi BBM nasional jauh lebih besar akibat jumlah kendaraan yang masif.
Tri menekankan, perbedaan harga dan kualitas BBM ini tidak bisa dilihat dari satu faktor saja. "Kombinasi status energi, infrastruktur, jumlah penduduk, pajak, hingga kebijakan subsidi membuat peta BBM di Indonesia dan Malaysia berbeda signifikan," ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.