
Popularitas kendaraan elektrifikasi di Indonesia terus meningkat, baik mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV) maupun mobil hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV). Meski berbeda sistem penggeraknya, keduanya tetap mengandalkan komponen penting bernama aki atau auxiliary battery.
Namun, banyak pengguna belum menyadari bahwa aki pada mobil listrik pun bisa melemah atau “ngedrop” bila kendaraan jarang digunakan.
Aki berfungsi menyuplai daya ke sistem kelistrikan bertegangan rendah, seperti lampu, sistem audio, klakson, hingga Electronic Control Unit (ECU). Pada BEV, aki mendapat suplai dari baterai utama bertegangan tinggi, sementara pada HEV pasokan daya berasal dari motor generator.
“Meskipun kendaraan elektrifikasi memiliki baterai utama bertegangan tinggi, aki tegangan rendah 12 volt tetap penting karena fungsi utamanya adalah sebagai sumber daya untuk sistem elektronik mobil. Pemilik tetap harus memperhatikan kondisi aki mobil supaya sistem kelistrikan mobil dapat berfungsi dengan baik dan optimal,” jelas Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi, Minggu 19 Oktober 2025.
Layaknya mobil konvensional, aki pada kendaraan elektrifikasi juga membutuhkan perawatan rutin agar tidak kehilangan daya. Salah satu penyebab aki cepat drop adalah jarang digunakan. Saat mobil lama tidak dihidupkan, sistem elektronik seperti alarm tetap mengonsumsi daya, sehingga perlahan menurunkan kapasitas aki.
Untuk mencegah hal ini, pemilik kendaraan disarankan menyalakan mobil listrik atau hybrid dalam posisi “READY” setiap satu hingga dua minggu sekali selama 15–20 menit. Langkah sederhana ini membantu aki tetap terisi otomatis.
Selain itu, ada beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan: menjaga level air aki (khusus untuk aki basah), memastikan dudukan aki tidak longgar agar tidak mudah berguncang, serta membersihkan terminal aki dari karat atau kotoran agar daya hantar listrik optimal.
Pemilik juga disarankan mematikan semua komponen kelistrikan seperti AC dan lampu sebelum mesin dimatikan, guna mengurangi beban aki.
Pengecekan berat jenis air aki menggunakan hydrometer juga penting dilakukan untuk memastikan kondisinya masih dalam batas normal. Jika terdeteksi di bawah standar, aki sebaiknya segera diganti.
Terakhir, hindari menambah perangkat listrik tambahan tanpa perhitungan yang tepat. Pabrikan sudah menentukan kapasitas aki sesuai kebutuhan mobil. Menambah beban kelistrikan secara sembarangan tidak hanya berisiko menyebabkan korsleting dan kebakaran, tetapi juga dapat menggugurkan garansi kendaraan.
Source: Mobil Listrik Juga Bisa Rewel saat Lama Tidak Dipakai