Mazda Revisi Target Penjualan: Sesuai Kondisi Ekonomi dan Daya Beli

 Mazda Indonesia memutuskan merevisi target penjualan tahun ini. Langkah itu dilakukan karena kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat yang menurun.

Ricky Thyo, COO PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), pemegang merek Mazda, mengatakan, target penjualan Mazda tahun ini disesuaikan dengan proyeksi pasar otomotif nasional yang juga mengalami perlambatan.

“Kira-kira ya kayak begini-begini. Mungkin market 780.000 unit ya kira-kira,” ujar Ricky yang ditemui di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Mazda kembali menghadirkan Mazda Power Drive 2025, agenda tahunan yang dinantikan para pecinta Mazda di Indonesia.

Sebelumnya, Mazda menargetkan penjualan hingga 4.800 unit sepanjang tahun. Namun, melihat perkembangan ekonomi, target itu kini dikoreksi menjadi sekitar 3.500 unit.

“Tahun ini kita paling landing di angka 3.500 unit, di mana itu lebih rendah daripada tahun lalu,” kata Ricky.

Ricky menjelaskan, penyesuaian ini juga sejalan dengan revisi target penjualan tahunan yang ditetapkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Tahun lalu, pasar otomotif nasional mencapai sekitar 899.000 unit, sedangkan tahun ini diperkirakan hanya berada di kisaran 750.000 hingga 780.000 unit.

Mazda kembali menghadirkan Mazda Power Drive 2025, agenda tahunan yang dinantikan para pecinta Mazda di Indonesia.

“Saya sama dengan market. Tahun lalu market 899.000 unit. Sekarang 780.000 unit,” ujar Ricky.

Kondisi tersebut, lanjut Ricky, menunjukkan bahwa daya beli masyarakat memang mengalami penurunan, termasuk di segmen premium yang menjadi fokus Mazda.

“Market-nya. Kalau tahun lalu market-nya kira-kira 880.000 unit kalau nggak salah. Tahun ini kan landing-nya cuma 750.000-780.000 unit kalau enggak salah. Nah kira-kira kita hampir sama dengan kondisi market-nya. Jadi memang kemampuan daya beli itu memang turun,” jelasnya.

Mazda CX-3 Kuro

Menariknya, Ricky menegaskan bahwa penurunan daya beli tidak hanya dialami segmen menengah ke bawah, tetapi juga menyentuh segmen premium.

“Pasti (terdampak). Bukan cuma orang yang daya belinya di bawah. Semua kena. (Tapi ini) premium loh. Bukan luxury. Ya beda,” kata Ricky.

Meski begitu, Ricky tetap optimistis Mazda bisa mempertahankan stabilitas penjualan dengan mengandalkan layanan purna jual dan peningkatan pengalaman pelanggan.