Pininfarina, dari Mobil hingga Traktor Pertanian

Keanggunan, inovasi, fungsionalitas. Tiga kata yang menggambarkan sebuah nama yang telah menjadi legendaris: Pininfarina. Selalu diasosiasikan dengan dunia otomotif - dan khususnya dengan ikon Italia seperti Ferrari, Alfa Romeo, dan Lancia - merek ini telah mampu menciptakan kembali dirinya sendiri di berbagai bidang. Salah satu yang paling mengejutkan? Desain pertanian.

Dari Kuda Jingkrak... hingga kuda pekerja

Didirikan pada tahun 1930 oleh Battista 'Pinin' Farina, Carrozzeria Pininfarina lahir di Turin dengan tujuan yang jelas: merevolusi desain mobil. Dan itu berhasil. Dari Cisitalia 202 hingga Ferrari 250 GT, dari Peugeot 504 Coupé hingga mobil konsep paling modern, merek ini meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di industri ini.

Pininfarina: dari Mobil hingga Traktor Ketika Desain Bertemu dengan Pertanian

Ferrari 250 GT

Pada tahun 1970-an dan 1980-an, Pininfarina berevolusi menjadi grup industri, menciptakan pusat gaya, terowongan angin, dan pabrik di luar negeri. Ini memperluas cakrawala ke desain industri, interior, kereta api, kapal pesiar. Dan akhirnya... traktor.

Langkah pertama: FIAT, SAME, dan Landini

Pada tahun 1980-an, traktor mulai menjadi kendaraan berteknologi yang kompleks, untuk digunakan selama berjam-jam sehari. Ergonomi, kenyamanan, jarak pandang, keamanan, dan identitas visual menjadi sangat penting. Di sinilah Pininfarina masuk.

Langkah besar pertama adalah kolaborasi dengan FIATAgri untuk Seri 90 yang terkenal: traktor dengan garis-garis yang tegas, kap mesin yang aerodinamis, dan kabin yang terintegrasi. Kemudian diikuti dengan proyek-proyek untuk SAME (seperti Explorer dan Rubin 200) dan untuk Landini, dengan lini Mythos.

Setiap model memiliki kepribadiannya sendiri, tetapi semuanya memiliki ciri khas desain Pininfarina yang tidak salah lagi: bersih, konsisten, dan fungsional.

FiatAgri 90

Dari yang ringkas hingga raksasa

Lamborghini Trattori juga mengandalkan Pininfarina untuk memperbarui seri R-nya, menggabungkan agresivitas dan penyempurnaan. Bahkan merek Hürlimann, yang berspesialisasi dalam traktor kebun, mendapat manfaat dari kebersihan visual yang diperbarui.

Pada tahun 1990-an dan 2000-an, Pininfarina juga bekerja dengan merek-merek yang kurang terkenal namun sangat dihargai: Case IH (seri MX dan Puma), Goldoni (Star 100 dan Ronin), dan Carraro Tractors, yang untuk mereka ia membuat desain berdasarkan pesanan.

Kepergian Arbos dan avant-garde Zetor

Pada tahun 2015, Pininfarina kembali menjadi pusat perhatian dengan Arbos, merek yang terlahir kembali di bawah kepemilikan grup Lovol Cina. Traktor seri 5000, 7000, dan 9000 lahir dengan identitas visual yang kuat: garis-garis yang dinamis, kontras warna, dan bahasa estetika yang dirancang untuk pasar global.

Pada saat yang sama, Pininfarina merancang Concept Tractor untuk Zetor: kendaraan yang mendobrak tradisi visual Eropa Timur, menghadirkan lampu depan LED, permukaan bersudut, dan interior yang nyaris seperti mobil.

Konsep Traktor per Zetor

New Holland dan traktor yang berkelanjutan

Dengan New Holland, kolaborasi ini menjadi semakin ambisius: lahirlah T6.180 Methane Power, traktor bertenaga metana yang memadukan teknologi, keberlanjutan, dan gaya yang sederhana namun tetap mutakhir.

Dan pada tahun 2022, hadir Straddle Tractor Concept yang luar biasa: dirancang untuk kebun anggur premium, dengan kabin yang ditinggikan, garis-garis futuristik, dan material yang berkelanjutan. Traktor yang terlihat seperti sesuatu yang keluar dari film fiksi ilmiah, tetapi sangat fungsional untuk realitas pertanian saat ini.

Battista "Pinin" Farina

Desain: sebuah pertanyaan tentang budaya

Perjalanan Pininfarina di bidang pertanian membuktikan bahwa desain yang baik bukan hanya sekadar estetika, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas kerja, keselamatan, dan identitas produk. Bahkan traktor, simbol keunggulan kerja di atas tanah, dapat menjadi objek budaya, teknologi dan visi.

Dari traktor FIAT pada tahun 1980-an hingga konsep futuristik New Holland, ciri khas Pininfarina adalah ajakan untuk memikirkan kembali pertanian tidak hanya sebagai kebutuhan produktif, tetapi juga sebagai pengalaman yang estetis dan berkelanjutan.