Jangan Beli Drive Belt Mobil Aftermarket dengan Karakter Seperti Ini

Ada banyak drive belt mobil aftermarket di pasaran sebagai alternatif konsumen memilih onderdil selain genuine part. Dalam memilihnya, konsumen harus paham karakter drive belt yang jelek, sehingga harus dihindari.
Drive belt sendiri merupakan komponen penghubung berupa sabuk, yang menggerakkan puli seperti pada kompresor, pompa air, pompa power steering, dan dinamo ampere.
Perannya sebagai pentransfer daya putar dari mesin ke komponen penunjang mengharuskan drive belt memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan.
Mahardhika Aji Setyawan, After Sales Planning Department Head Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan produk aftermarket bisa menjadi alternatif konsumen dalam mengganti onderdil mobil asalkan kualitasnya terjamin.
“Seperti ketika hendak mengganti drive belt, konsumen perlu memperhatikan kualitas dan peruntukannya, karena setiap model kendaraan berbeda-beda ukuran dan panjang dan celahnya,” ucap Dhika di Solo, belum lama ini.
Toyota menghadirkan drive belt T-OPT sebagai alternatif konsumen memilih onderdil, selain menggunakan genuine part. Dengan demikian kualitasnya terjamin tapi harganya lebih terjangkau.
Drive belt sebagai penggerak puli beberapa komponen pada mesin mobil
“Jangan pilih drive belt dengan nilai rasio elongasi tinggi, yakni drive belt yang bakal melar atau memanjang ketika mendapat beban, semakin rendah angka elongasinya drive belt semakin bagus,” ucap Dhika.
Rasio elongasi juga disebut sebagai kemampuan drive belt dalam menjaga ukurannya. Bila drive belt mudah melar maka risikonya menjadi mudah lepas, getar dan kurang baik mentransfer daya putar.
“Selanjutnya, pastikan drive belt memiliki kekuatan tarik tinggi, sehingga tak mudah putus ketika mendapatkan beban, sehingga saat membelinya jangan asal murah dan ukurannya sama, tapi kualitas juga perlu diperhatikan,” ucap Dhika.
Konsumen juga tak disarankan membeli drive belt aftermarket yang tidak sesuai dengan model kendaraan. Karena, bila sampai bentuknya tak sesuai akan membuat sabuk terpasang tak presisi.
“Bila tidak presisi bisa muncul bunyi, getar, selip dan sebagainya, akhirnya daya putar tidak tertransfer dengan optimal,” ucap Dhika.
Jadi, membeli drive belt aftermarket di pasaran tak boleh asal. Konsumen harus memperhatikan kriterianya, dengan demikian bisa menghindari produk abal-abal dan memilih yang terbaik.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.